Beijing (ANTARA) - Pemerintah China menegaskan rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk memulai program pertahanan rudal "Golden Dome" berbasis satelit luar angkasa dapat mendorong perlombaan senjata antariksa.
"Proyek tersebut akan meningkatkan risiko mengubah angkasa menjadi zona perang dan menciptakan perlombaan senjata antariksa, serta mengguncang sistem keamanan dan pengendalian senjata internasional," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning dalam konferensi pers di Beijing, Rabu (21/5).
Presiden AS Donald Trump, Selasa (20/5), mengumumkan pelaksanaan program pertahanan rudal "Golden Dome" berbasis satelit antariksa karena dapat menempatkan senjata di luar angkasa dan mencegat rudal saat terbang.
Program dengan biaya sekitar 175 miliar dolar AS itu ditargetkan dapat beroperasi pada akhir masa jabatannya.
"'Golden Dome' bermaksud untuk menciptakan sistem pertahanan rudal yang tidak terbatas, global, berlapis-lapis, dan multidomain," ungkap Mao Ning.
Mao Ning menyebut sistem ini akan memperluas persenjataan AS untuk operasi tempur di luar angkasa, termasuk penelitian dan pengembangan senjata serta penyebaran sistem intersepsi orbital.
"Hal tersebut membuat proyek tersebut memiliki sifat ofensif yang kuat dan melanggar prinsip penggunaan damai dalam Perjanjian Luar Angkasa," kata Mao Ning.
Tindakan Trump itu disebut Mao Ning sebagai inisiatif "America First" lainnya yang menempatkan keamanan mutlak AS di atas segalanya.
"Hal ini melanggar prinsip 'undiminished security for all' (keamanan tanpa terkecuali) dan akan merusak keseimbangan dan stabilitas strategis global. China sangat khawatir," tegas Mao Ning.
Baca juga: Fentanil dan dialog tarif China-AS
Baca juga: China cabut larangan pengiriman pesawat Boeing pascakesepakatan AS dann China