Biak (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Biak Numfor, Papua melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menambah luas areal untuk pengolahan sampah terpadu di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Aibyouki.
"Reformasi sistem TPA menjadi langkah awal yang krusial, termasuk penerapan teknologi sanitary landfill," ujar Kepala DLH Biak Numfor Iwan Ismulyanto, Kamis.
Diakuinya sanitary landfill adalah sistem pengelolaan sampah yang melibatkan pembuangan dan penimbunan di areal yang telah dirancang dengan lapisan kedap air untuk mencegah pencemaran lingkungan.
Diakuinya peningkatan infrastruktur saja tidak cukup untuk penerapan teknologi pengolahan sampah terpadu sanitary landfill.
Baca juga: DLH Biak edukasi daur ulang sampah agar beri manfaat ekonomi keluarga
Baca juga: Warga Biak Numfor diharap kelola limbah sampah dengan 3R
Kesadaran dan edukasi masyarakat untuk ikut menangani sampah harus menjadi prioritas dengan fokus pada program pemilahan sampah dari rumah.
"Selain itu, warga juga perlu diberikan pelatihan menjadikan limbah sampah menjadi kompos tanaman skala rumah tangga," katanya.
Salah satu aspek krusial dalam penanganan sampah, menurut Iwan, adalah pemahaman masyarakat tentang fungsi TPA.
Ia mengatakan, berdasarkan UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, TPA seharusnya berfungsi sebagai tempat untuk memproses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman.
Baca juga: Biak Numfor siapkan petugas khusus layani kebersihan selama libur Lebaran
"Kami terus berupaya melakukan inovasi teknologi pengolahan sampah di TPA sehingga dapat menjaga lingkungan yang sehat dan bersih," harapnya.
Kabupaten Biak Numfor merupakan kota kecil terbersih di Indonesia Timur dengan meraih Adipura tujuh tahun berturut-turut hingga 2024.