Denpasar (Antaranews Megapolitan) - Nelayan di kawasan Pantai Serangan, Denpasar, Bali beralih profesi sebagai pemandu turis untuk menikmati berbagai kegiatan wisata ke tengah laut. Itu dilakukan sebagai antisipasi merosotnya pendapatan akibat paceklik ikan.
"Dari 3.789 nelayan yang ada di Kelurahan Serangan, ada sekitar 1.000 orang kini masih melaut sekaligus pemandu wisata dan sisanya mencari pekerjaan yang lain," kata Lurah Serangan I Wayan Karma, Rabu.
Nelayan di kawasan Denpasar selatan itu masih ada, namun masuknya dunia pariwisata menyebabkan mereka kadang-kadang beralih profesi sebagai pemandu wisata akibat hasil tangkapan mereka tidak menentu.
Menurut dia, ada tiga kelompok nelayan laut lepas dan lima kelompok nelayan pesisir yang masing-masing berjumlah 50 hingga 100 orang setiap kelompoknya yang sering berprofesi sebagai pemandu wisata.
Seorang nelayan I Nyoman Suita mengatakan, majunya sektor pariwisata di kawasan pesisir tersebut sangat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
Ia menjelaskan saat bulan paceklik yakni bulan September hingga Februari para nelayan biasanya tidak menangkap ikan ke laut lepas karena cuaca buruk.
Meski demikian, para nelayan yang hanya bermodal perahu bermotor itu masih bisa mengantarkan wisatawan untuk menyelam guna melihat biota laut di pesisir pantai.
Jika nelayan menangkap ikan, menurut Suita, mereka mampu menghasilkan Rp500.000 sampai Rp1,5 juta untuk sekali melaut namun hasil itu belum termasuk biaya-biaya yang dikeluarkan untuk perlengkapan melaut.
Sedangkan kalau menjadi pemandu wisata, Suita menjelaskan, penghasilan yang didapat bisa Rp500.000 sampai Rp2,5 juta dalam sehari.
Paceklik, nelayan beralih profesi jadi pemandu wisata
Rabu, 14 Maret 2018 7:55 WIB