Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial Saifullah Yusuf menandatangani nota kesepahaman dengan berbagai perguruan tinggi guna mempercepat pengentasan kemiskinan di Jawa Barat agar program yang diberikan lebih terarah, terpadu, berkelanjutan, dan efektif, sehingga kesejahteraan sosial meningkat secara signifikan.
"Sebanyak 52,45 persen penduduk miskin berada di tiga provinsi Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Kalau kita bisa menurunkan kemiskinan di tiga provinsi itu, termasuk Jawa Barat, kemiskinan nasional bisa diturunkan sebesar 50 persen," kata Mensos Saifullah Yusuf dalam pernyataan tertulis di Jakarta pada Sabtu.
Gus Ipul, panggilan akrabnya, ingin sekarang ini kerja sama, kemudian nanti direncanakan dengan baik, sesuai dengan kajian yang perguruan tinggi lakukan. Pemerintah dampingi secara berkelanjutan.
Ia menyebutkan kerja sama itu dengan berbagai perguruan tinggi di Jawa Barat, yskni, dengan ITB, IPB, Unpad, UPI, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Universitas Siliwangi Tasikmalaya, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya Bekasi, Unpas, Unisba, Unpar, Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon, dan Universitas Maranatha Bandung.
Mensos memberikan contoh bentuk kerja sama yang dilakukan adalah mengerahkan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh kampus berfokus di satu desa.
"Kami mulai dari memilih satu desa yang tinggi jumlah masyarakat miskin dan miskin ekstremnya," katanya.
Terdapat program potensial yang dapat dikolaborasikan bersama perguruan tinggi, yaitu Program Kampung Anti Miskin dan Sekolah Rakyat. Gus Ipul menekankan program akan difokuskan pada target penurunan kemiskinan ekstrem yang terdapat di Jabar.
Baca juga: Badan Percepatan Taskin optimistis pemerintah kurangi kemiskinan
Baca juga: Mensos sebut Sekolah Rakyat ditargetkan di 100 lokasi pada 2025