Jakarta (ANTARA) - Peluncuran Danantara pada awal 2025 menjadi tonggak penting dalam upaya pemerintah Indonesia untuk memperkuat ekonomi domestik dan stabilitas mata uang nasional, Rupiah.
Danantara merupakan instrumen investasi yang dirancang untuk menarik dana dari investor domestik maupun asing, dengan harapan meningkatkan cadangan devisa dan memitigasi fluktuasi nilai tukar Rupiah.
Sejak peluncuran Danantara, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS mengalami fluktuasi yang signifikan. Pada hari peluncuran, pasar keuangan merespons dengan penurunan tajam pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Rupiah.
Namun, fluktuasi ini tidak hanya disebabkan oleh peluncuran Danantara, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, seperti kebijakan moneter Federal Reserve Amerika Serikat dan degradasi perusahaan-perusahaan Indonesia yang terdaftar di Morgan Stanley Capital International (MSCI). Selain itu, dinamika geopolitik dan ekonomi domestik juga turut mempengaruhi pergerakan nilai tukar Rupiah.
Meskipun Danantara menawarkan banyak potensi untuk memperkuat Rupiah, ada risiko yang perlu diantisipasi agar instrumen ini dapat berfungsi secara optimal.
Berikut beberapa langkah manajemen risiko terkait dengan Danantara:
Pertama, diversifikasi investasi.Salah satu langkah penting dalam manajemen risiko adalah melakukan diversifikasi portofolio investasi yang dikelola melalui Danantara. Dengan begitu, meskipun ada guncangan di satu sektor, dampaknya terhadap perekonomian dan Rupiah akan lebih terbatas.
Kedua, pengelolaan risiko global. Indonesia harus siap menghadapi fluktuasi pasar global yang dapat mempengaruhi nilai tukar Rupiah, seperti perubahan kebijakan moneter di negara besar, seperti Amerika Serikat atau krisis keuangan global.
Ketiga, manajemen likuiditas. Mengelola likuiditas yang cukup dalam instrumen Danantara juga sangat penting agar dana yang dihimpun dapat segera digunakan untuk mendukung stabilitas ekonomi jika dibutuhkan.
Keempat, transparansi dan akuntabilitas. Agar Danantara benar-benar memberikan dampak positif terhadap stabilitas Rupiah, transparansi dalam pengelolaan dana adalah hal yang mutlak.
Kelima, mengantisipasi risiko eksternal. Fluktuasi harga komoditas global, seperti minyak dan gas, serta perubahan kebijakan moneter negara-negara besar, memiliki dampak besar terhadap perekonomian Indonesia.
Peluncuran Danantara menandai langkah penting dalam transformasi manajemen investasi strategis di Indonesia. Meskipun fluktuasi nilai tukar Rupiah menunjukkan tantangan awal, potensi jangka panjang dari Danantara untuk meningkatkan transparansi dan koordinasi dalam pengelolaan aset negara tidak dapat diabaikan.
Dengan langkah-langkah pengelolaan risiko yang tepat, seperti diversifikasi investasi, manajemen likuiditas, transparansi, dan kesiapan menghadapi risiko eksternal, Danantara dapat berfungsi dengan baik dalam memperkuat stabilitas ekonomi Indonesia dan nilai tukar Rupiah.
*) Dr. M. Lucky Akbar, S.Sos, M.Si adalah Kepala Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan Jambi
Baca juga: "Danantara effect", transformasi atau mimpi ekonomi megaholding BUMN
Baca juga: Semua BUMN gabung Danantara pada Maret 2025