Depok (ANTARA) - Guru Besar Tetap dalam Bidang Teknik Manufaktur untuk Material Maju Fakultas Teknik (FT) Universitas Indonesia (UI) Prof. Sugeng Supriadi, S.T., MS.Eng., Ph.D memperkenalkan teknologi berbasis serbuk untuk industri manufaktur yang berkelanjutan.
Prof. Sugeng di Depok, Kamis, menyebutkan teknologi serbuk dapat mendukung industri manufaktur yang lebih ramah lingkungan dan efisien.
"Teknologi tersebut mencakup berbagai metode, seperti Powder Metallurgy, Metal Injection Molding, dan Metal Additive Manufacturing yang memungkinkan produksi massal dengan produk custom berkualitas tinggi," katanya.
Dengan efisiensi bahan baku hingga 95 persen dan pengurangan konsumsi energi yang signifikan, teknologi ini diharapkan menjadi fondasi manufaktur berkelanjutan.
Teknologi manufaktur untuk material logam terdiri atas teknik pengecoran, teknik pembentukan mekanis, dan teknik metalurgi serbuk.
Baca juga: Guru Besar UI kembangkan teknologi penginderaan jauh
Untuk produksi massal, kecepatan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan proses mencetak. Material serbuk dari material logam yang sulit diproses dengan pengecoran dan teknik mekanik, dapat difabrikasi melalui teknik metalurgi serbuk.
Ia menjelaskan, pada teknik ini material serbuk dicampur dengan bahan pengikat untuk dilakukan pencetakan melalui proses press, slip casting/laminate, dan injeksi dalam cetakan. Selanjutnya, material dipadatkan dan dikuatkan dengan pemanasan pada suhu tinggi.
Metode Powder Metallurgy (PM) dan Metal Injection Molding (MIM) pada teknologi serbuk dirancang untuk mendukung produksi massal dengan efisiensi tinggi. Proses PM memungkinkan produksi komponen sederhana hingga kompleks dengan limbah yang minimal. Sementara itu, MIM memungkinkan pembuatan komponen presisi tinggi, seperti roda gigi, turbocharger, dan perangkat medis dengan skala besar.
Baca juga: Guru besar FTUI ciptakan teknologi tomografi infrared analisa medis
Lebih lanjut ia mengatakan kolaborasi UI dan PT Pindad berhasil mengembangkan komponen presisi menggunakan MIM, memperkuat daya saing industri nasional, dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Di sisi lain, Metal Additive Manufacturing (MAM) mendukung produksi custom lebih fleksibel. Teknologi ini memungkinkan pembuatan komponen fungsional secara langsung dari model digital dengan geometri yang rumit.
Aplikasi metode ini dilakukan FTUI bersama Fakultas Kedokteran Gigi dan Fakultas Kedokteran UI dalam pengembangan implan tulang berbasis serbuk magnesium yang dapat terurai secara alami setelah masa penyembuhan.
Selain itu, kolaborasi dengan para dokter dari Departemen Ortopedi FKUI juga menghasilkan prostehis Lumbo-sacrum iliac (LSI) dan Mega Prosthesis Distal Femur (MPDF) yang menjadi solusi bagi pasien kanker tulang.
Baca juga: Guru Besar FTUI rekomendasikan tiga strategi manajemen jalan
Menurut Prof. Sugeng, untuk mendukung penerapan teknologi serbuk, UI mengembangkan teknologi gas atomisasi dan plasma atomisasi yang mampu memproduksi serbuk logam berkualitas tinggi secara mandiri.
Dengan begitu, Indonesia diharapkan mampu mengurangi ketergantungan pada impor bahan baku serta membuka peluang sebagai pemasok serbuk logam di Asia Tenggara.
Kemandirian dalam produksi serbuk logam ini juga mendukung industri pengecoran untuk bisa menghasilkan serbuk logam berkualitas untuk meningkatkan daya saing.
“Teknologi serbuk tidak hanya berfokus pada efisiensi bahan dan energi, tetapi juga keberlanjutan lingkungan. Proses re-manufacturing menggunakan teknologi serbuk memungkinkan perbaikan komponen bernilai tinggi tanpa harus memproduksi ulang dari awal. Ini juga mendukung konsep ekonomi sirkular dengan memperpanjang umur pakai produk sekaligus mengurangi limbah industri," ujar Prof. Sugeng.