Kupang (ANTARA) - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Nusa Tenggara Timur berharap ada stimulan dari pemerintah pusat bagi hotel-hotel yang terkena dampak dari adanya efisiensi anggaran.
"Harapannya pemerintah akan bantu dengan stimulan sehingga tidak ada hotel yang memecat karyawannya apalagi sampai gulung tikar," kata Ketua BPD PHRI NTT Robby Rawis di Kupang, Kamis.
Hal ini disampaikannya terkait dampak dari efisiensi anggaran yang berpengaruh pada semua sektor di NTT, mulai dari pariwisata, restoran hingga perhotelan.
Robby mengatakan bahwa saat ini persentase tingkat keterisian kamar hotel atau okupansi perhotelan di NTT turun sebesar 20 hingga 35 persen.
Jika hal ini terus terjadi, otomatis hotel akan merugi, karena tidak ada tamu. Sementara pihak perhotelan harus membayar listrik.
Merujuk pada informasi yang diterima dari beberapa hotel, kegiatan pemerintah di hotel-hotel 50 sampai 60 persen itu dibatalkan.
Baca juga: Lembaga Pendidikan Keterampilan Boyolali targetkan 100 tenaga perhotelan
Baca juga: Sulsel tingkatkan strategi jaga okupansi