Jakarta (ANTARA) - 45 tahun setelah PB Djarum berdiri, ketika tentakel bisnis keluarga Budi Hartono merambah ke mana-mana termasuk mengakuisisi BCA yang adalah salah satu bank terbesar di Indonesia, perusahaan e-commerce Blibli dan layanan streaming Mola, grup usaha itu mengalihkan perhatian ke Italia.
Lewat salah satu lengan bisnis medianya yang berpusat di Inggris degan nama SENT Entertainment, Djarum membeli Como 1907 pada 2019, ketika klub itu berkutat di divisi empat Liga Italia, Serie D.
Mereka membeli klub yang sudah bangkrut itu pada harga 800 ribu euro, setara dengan Rp12,5 miliar.
Nilai sebesar itu hanya "kerikil" dibandingkan dengan jumlah kekayaan Djarum yang menurut perhitungan Forbes pada akhir 2024 mencapai 50,3 miliar dolar AS (Rp818 triliun).
Sejak diakuisisi Djarum, Como 1907 melesat tiga level dalam kurun lima tahun ketika pada 2024 klub itu bermain lagi di liga elite Italia, Serie A, setelah 21 tahun tak bisa melakukannya.
Awalnya perjalanan Como di Serie A biasa-biasa saja, tapi perlahan mereka menemukan warna yang membuat komunitas sepak bola Italia berpaling kepadanya.
Kota Como di selatan Danau Como di Italia utara itu pun kini tak lagi dikenal sebagai situs wisata, namun juga oleh klub sepak bolanya yang mulai unjuk gigi.
Mereka membuat kejutan dalam dua pekan terakhir ketika membungkam Fiorentina 2-0 pada 16 Februari dan menumbangkan Napoli 2-1 pada 23 Februari.
Dari nol
Sebelum dua laga itu, klub yang dilatih Cesc Fabregas yang merupakan legenda sepak bola Spanyol itu, membuat repot Juventus. Walau Juventus menang 2-1, Como menjadi tim yang lebih banyak menguasai bola dan menciptakan peluang.
Napoli, Fiorentina dan Juventus, selain raksasa-raksasa sepak bola Italia adalah juga tiga dari enam tim papan atas Serie A musim ini.
Jika melihat bagaimana mereka mengalahkan Napoli dan Fiorentina, sepertinya Como tengah memberi pesan kepada yang lain bahwa mereka tak akan berhenti membuat kejutan.
Perjalanan Como yang untuk sementara menempati urutan ke-23 dalam klasemen Serie A, memang masih terlalu panjang.
Namun, grafik performa permainannya terus menanjak, terutama setelah membeli delapan pemain baru dalam jendela transfer tengah musim ini yang berakhir 3 Februari lalu.
Dengan dana sebesar 40 juta pound (Rp830 miliar), Como menjadi klub Liga Italia yang paling banyak mengeluarkan dana selama bursa transfer Januari, melebihi tim-tim mapan seperti Inter Milan, Napoli, Juventus, dan AC Milan.
Di antara pemain yang mereka beli dalam bursa Januari adalah Dele Alli yang mantan bintang Tottenham Hotspur dan Assane Diao dari Real Betis.
Diao tampaknya bakal menjadi fondasi sukses Como pada masa mendatang. Dibeli pada 7 Januari 2025, Diao sudah memainkan delapan laga sejak debut pada 10 Januari.
Pemain muda Spanyol kelahiran Senegal itu selalu mencetak gol dalam lima dari delapan laga itu, masing-masing satu gol ke gawang AC Milan, Udinese, Juventus, Fiorentina dan Napoli.
Tapi Djarum yang mengubah Como 1907 menjadi klub sepak bola terkaya di Italia saat ini tersebut, tak ingin tergoda memburu sukses instan, walau telah menggelontorkan uang begitu banyak sejak promosi ke Serie A.
Mirwan Suwarso, perwakilan pemilik Como yang juga CEO Mola TV dan Presiden Como 1907, dalam wawancara dengan Reuters pada 26 September 2024, menegaskan bahwa investasi di klub Liga Italia itu adalah proyek jangka panjang.
Mereka tampaknya ingin membangun sukses dari nol sehingga semua akar persoalan dalam klub dikenali baik-baik untuk kemudian menjadi fondasi bagi sukses jangka panjang.
Baca juga: Juventus atasi perlawanan Como 2-1
Baca juga: Juventus awali Serie A musim ini dengan kemenangan 3-0 atas Como