Depok (ANTARA) - Mahasiswa Program Studi Hubungan Masyarakat, Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia Sirhan Muhammad Dehya Alqolbi, menjadi salah seorang relawan yang melakukan pengabdian di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Melalui Projek Indonesia #2 yang diselenggarakan Global Youth Ambassador, Sirhan ingin memberikan dampak secara langsung kepada masyarakat.
"Kami berupaya mengajak para siswa SD dan SMP untuk belajar berbagai macam hal, baik ilmu eksak maupun hard skill dan soft skill. Kami juga berkoordinasi dengan guru, serta perwakilan kelompok sadar wisata (pokdarwis) di sana dalam menyelenggarakan berbagai kegiatan,” ujar Sirhan dalam keterangannya, Ahad.
Melalui media sebagai relawan tersebut, Sirhan memanfaatkannya secara maksimal untuk belajar dan mengimplementasikan ilmu yang telah ia dapatkan di kelas maupun di luar kelas.
Bersama dengan 31 rekannya yang juga ikut dalam Projek Indonesia #2, Sirhan menyambangi Dusun Ntaur, Desa Nuca Molas, Pulau Mules, Nusa Tenggara Timur.
Pada pelaksanaannya, tim dibagi dalam empat kelompok, yaitu pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan pariwisata.
Sirhan yang fokus pada bidang pendidikan, mengatakan kondisi pendidikan di sana cukup memprihatinkan.
Di satu pulau kecil, hanya terdapat satu sekolah dasar dan dua sekolah menengah pertama. Siswa yang akan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi harus menyeberang dan tinggal di daratan seberang.
Lebih lanjut ia menceritakan, perjalanan menjadi relawan juga dihadapkan dengan berbagai tantangan.
Misalnya, kendala komunikasi yang terjadi karena desa tersebut memiliki akses jaringan telepon dan internet yang terbatas.
Selain itu, mengajak anak-anak SD untuk berkegiatan pun cukup menjadi tantangan tersendiri bagi mereka.
Meskipun demikian, tantangan tersebut tidak menjadi hambatan untuk terus melakukan kebaikan dan pengabdian pada masyarakat.
Selain dari segi pendidikan yang aksesnya masih terbatas, Sirhan juga mengatakan beberapa anak di Desa Nuca Molas memiliki kondisi gigi yang kurang bersih dan sehat.
Sirhan dan rekan-rekannya pun membagikan beberapa peralatan dan sosialisasi mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada masyarakat sekitar.
Dari sisi lingkungan, banyak terdapat sampah di pesisir pantai yang terbawa arus dari daratan seberang.
Sehingga, tim berupaya melakukan kegiatan membersihkan sampah tersebut. Terakhir, Desa Nuca Molas yang berada di pulau terpencil memiliki kekayaan alam yang sangat indah dan bisa dimanfaatkan sebagai sektor pariwisata.
Sirhan menambahkan bahwa pengalaman menjadi relawan yang berlangsung pada 5-12 Januari 2025 ini, juga didukung dengan kemampuan dan kompetensi dirinya yang dikembangkan melalui pembelajaran di kampus.
“Sejak persiapan, saya mengimplementasikan mata kuliah stakeholder relations terhadap program kerja yang akan dilakukan. Selain itu, kerangka kerja yang dibuat berdasarkan prinsip SWOT, PESO, dan SMART, juga membantu saya dan tim saat di lapangan,” kata Sirhan.
Baca juga: "Rektor UI Menyapa Mahasiswa" jadi ruang dialog
Baca juga: Sebelas mahasiswa UI raih beasiswa IAEA senilai Rp440.000.000
Baca juga: UI ajak 42 mahasiswa Australia pelajari kesehatan masyarakat