Bogor (Antaranews Megapolitan) - Untuk meningkatkan ketersediaan benih ikan patin dalam jumlah besar dibutuhkan peningkatan populasi induk yang siap digunakan untuk pembenihan. Namun, pematangan gonad ikan patin relatif lambat. Induk jantan yang umumnya digunakan dalam pemijahan berumur dua tahun dengan bobot 1,5-2 kilogram. Pematangan gonad ikan melibatkan mekanisme hormonal yang dipengaruhi oleh rangsangan dari sinyal lingkungan, seperti suhu, musim, intensitas cahaya, dan pasang surut.
Hormon steroid yang umum digunakan merupakan hormon steroid sintetis yang membutuhkan biaya yang mahal dan tidak ramah lingkungan karena meninggalkan residu di air dan di dasar kolam. Bahan alternatif sebagai pemacu pematangan gonad jantan dapat berasal dari tanaman yang disebut fitosteroid. Contoh fitosteroid untuk memacu pematangan gonad adalah cabe Jawa Piper retrofractum Vahl.
Empat orang peneliti yang terdiri dari Muhammad Zairin Jr, Dinar Tri Soelistyowati dan Widanarni dari Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Institut Pertanian Bogor (IPB); beserta Yeni Elisdiana dari Program Studi Ilmu Akuakultur, Sekolah Pascasarjana IPB melakukan penelitian pematangan gonad ikan patin siam dengan pemberian ekstrak cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl).
“Cabe Jawa merupakan salah satu tanaman yang memiliki efek stimulan terhadap sel-sel saraf dan efek hormonal. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pemberian ekstrak cabe Jawa (ECJ) melalui pakan terhadap pematangan gonad ikan patin siam jantan,” tutur Zairin.
Dalam percobaannya, peneliti ini menggunakan ikan patin siam jantan berukuran berumur delapan bulan berjumlah sepuluh ekor setiap ulangan. Perlakuan yang diberikan peneliti ini meliputi kontrol negatif (A); ekstrak cabe Jawa (ECJ) dengan dosis 37,5 mg/kg ikan/hari (B); dan 187,5 mg/kg ikan/hari (C); serta 17-? metiltes-tosteron 50 ?g/kg ikan/minggu sebagai kontrol positif (D). Perlakuan diberikan melalui pakan komersial selama delapan minggu.
Dari percobaannya ini, tim peneliti menemukan bahwa perlakuan ECJ menunjukkan indeks kematangan gonad (IKG) lebih tinggi dibandingkan kontrol sejak minggu ke-2. Kadar testosteron darah pada perlakuan ECJ 187,5 mg/kg ikan/hari lebih tinggi dibandingkan kontrol. Pada minggu ke-8, sebaran spermatozoa perlakuan ECJ mencapai 75 persen, sedangkan sebaran spermatozoa kontrol kurang dari 50 persen. Kepadatan, volume, dan motilitas sperma perlakuan ECJ dan 17?-metiltestosteron juga lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan kontrol pada minggu ke-8, tetapi kadar spermatokrit menunjukkan hasil yang sama.
Peneliti ini menjelaskan bahwa konsentrasi testosteron darah ikan memiliki nilai yang selaras dengan IKG.
“Semakin meningkat IKG ikan maka konsentrasi testosteron juga meningkat. Hal ini disebabkan testosteron merupakan hormon utama dalam perkembangan gonad jantan (spermatogenesis). Konsentrasi testosteron darah ikan yang diberi perlakuan ekstrak cabe Jawa lebih tinggi jika dibandingkan pada kontrol negatif,” tuturnya.
Tim ini menyimpulkan bahwa ekstrak cabe jawa (ECJ) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pematangan gonad ikan patin siam jantan. Dosis ECJ 187,5 mg/kg ikan/hari menunjukkan nilai IKG, kadar testosteron dan kualitas sperma ikan uji yang lebih tinggi daripada perlakuan lainnya. “Perlakuan ECJ 187,5 mg/kg ikan/hari 1 yang diberikan melalui pakan selama 8 minggu menghasilkan IKG sebesar 5,40 persen, sebaran spermatozoa mencapai 75 persen, serta kadar testosteron sebesar 9,54 mg/ml,” ujarnya.(IR/nm)