Bogor (Antara Megapolitan) - Salah satu daerah penghasil kopi terbaik di Indonesia adalah Kabupaten Tana Toraja di Sulawesi Selatan. Wilayah ini menghasilkan kopi Toraja yang merupakan kopi specialty yang terkenal hingga ke mancanegara.
Keberhasilan pengembangan kopi Toraja tidak hanya akan mensejahterakan masyarakat Toraja. Tapi juga mendukung peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat Sulawesi Selatan.
Banyak hal yang berpengaruh terhadap produktivitas tanaman ini, salah satunya adalah iklim. Didasari oleh hal tersebut, tim peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB), yakni Prof. Dr. Rizaldi Boer dan Fitria Hanifia Assamha melakukan satu riset penelitian tentang dampak perubahan iklim terhadap perubahan kesesuaian iklim tanaman kopi di Kabupaten Tana Toraja dan terhadap keragaman hasilnya.
Pada penelian ini, dilakukan pemetaan wilayah yang potensial bagi pengembangan kopi Toraja berdasarkan persyaratan tumbuhnya. Dilakukan pemetaan kesesuaian iklim untuk dua tanaman kopi, yaitu jenis arabika dan robusta dan bagaimana proyeksi pada masa mendatang yang akan berdampak terhadap tanaman kopi di Kabupaten Tana Toraja.
Menurut tim peneliti ini, sehubungan dengan kebutuhan pengembangan kopi Toraja di masa mendatang, diperlukan berbagai informasi mulai dari gambaran kondisi lingkungan tempat tumbuhnya sampai pada pengembangan industri pengolahan serta kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Pada tahap awal, hal yang perlu dilakukan adalah pendeskripsian tentang potensi pengembangan areal pertanaman kopi untuk mendukung kontinuitas produksi kopi. Oleh karena itu perlu pemetaan wilayah yang potensial bagi pengembangan kopi Toraja berdasarkan persyaratan tumbuhnya.
Prof. Rizaldi memaparkan bahwa perubahan iklim dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman kopi secara signifikan. Beberapa penelitian mengatakan bahwa perubahan iklim dapat mengganggu pertumbuhan dan mengurangi produksi juga kualitas kopi.
Sementara itu, Fitria, menjelaskan bahwa penelitian ini dibagi menjadi dua tahapan. Untuk penilaian kesesuaian iklim tanaman kopi, penelitian ini menggunakan lima variabel iklim berdasarkan literatur yang tersedia.
Variabel iklim tersebut adalah suhu udara rata-rata, suhu udara maksimum, suhu udara minimum, curah hujan tahunan dan jumlah bulan kering. Sedangkan dampak perubahan iklim terhadap keragaman hasil dinilai menggunakan analisis regresi. Perubahan iklim masa depan dinilai bedasarkan lima model iklim (GCMs) menurut skenario emisi tinggi (RCP8.5).
"Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa area yang sangat sesuai untuk tanaman kopi di Tana Toraja akan berkurang sebagaimana menurunnya produktivitas tanaman kopi. Produktivitas tanaman kopi arabika dan robusta akan berkurang hampir di seluruh kecamatan. Penurunan produktivitas diestimasi mencapai sekitar 20 persen untuk arabika dan 40 persen untuk robusta," ujar Fitria. (hs/nm)