Bogor (Antara Megapolitan) - Tempuyung merupakan tanaman obat yang memiliki berbagai manfaat seperti dapat melarutkan batu ginjal dan sebagai anti kanker.
Penggunaan tempuyung sebagai bahan pembuatan obat dan jamu tradisional membuat permintaan akan tanaman tempuyung meningkat, namun tanaman ini belum dibudidayakan secara intensif dalam skala besar.
Rima Osiana, Maya Melati dan Endah Retno Palupi melakukan riset terkait aplikasi pupuk kandang kambing dan abu sekam untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman tempuyung.
Mereka dari Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB). Penelitian ini dilaksanakan di Kebun percobaan organik IPB dan Laboratorium Fakultas Pertanian IPB, Bogor pada Februari sampai Juni 2016.
Maya Melati mengatakan, selama ini tempuyung dipanen dari tumbuhan yang tumbuh liar di alam. Cara pengumpulan tersebut dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas simplisia yang dihasilkan. Penjaminan kualitas tempuyung mendorong perlunya kegiatan budidaya yang dapat meningkatkan pertumbuhan tempuyung
"Salah satu faktor yang penting dalam pertumbuhan tanaman adalah tersedianya unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Oleh karena itu teknik budidaya yang harus diperhatikan adalah pemupukan atau penambahan bahan organik untuk menyediakan lingkungan tumbuh yang optimum," ujarnya.
Pupuk organik merupakan salah satu bahan penambah hara yang baik dan ramah lingkungan. Umumnya pupuk organik mengandung hara makro N, P, K dalam jumlah rendah namun mengandung hara mikro yang cukup bagi tanaman.
Salah satu pupuk kandang yang dapat digunakan adalah pupuk kandang kambing. Kotoran kambing memiliki kandungan nitrogen dan kalium yang lebih tinggi serta kadar air yang rendah daripada kotoran sapi.
"Penambahan bahan organik lainnya yang juga dapat mendukung pertumbuhan tanaman salah satunya adalah abu sekam. Abu sekam padi banyak mengandung unsur hara kalium yang dibutuhkan oleh tanaman," katanya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dosis pupuk kandang kambing 20 ton/ha cenderung meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman tempuyung. Sedangkan pemberian abu sekam 500 kg/ha tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tempuyung.