Moskow (ANTARA) - Gerakan perlawanan Palestina, Hamas, siap menandatangani perjanjian awal gencatan senjata dengan rezim zionis biadab Israel dalam beberapa hari ke depan sebelum Donald Trump dilantik menjadi Presiden AS pada 20 Januari 2025.
Kantor Berita EFE, Senin (13/1), mengutip sejumlah sumber, perundingan gencatan senjata di Doha berlangsung intensif demi memastikan kesepakatan pada poin-poin utamanya, yaitu pertukaran sandera Palestina dan Israel, tercapai.
Pada tahap pertama dari perjanjian, Hamas akan membebaskan 34 sandera Israel dengan imbalan gencatan senjata di Jalur Gaza selama satu setengah bulan dan pembebasan sekitar seribu tahanan warga Palestina.
Tahap kedua dimulai seminggu setelah tahap pertama berakhir, mencakup pembebasan sisa sandera dengan imbalan tahanan Palestina dan perpanjangan gencatan senjata selama satu setengah bulan lagi.
Media Israel, Kan, menyebutkan tahap pertama gencatan senjata akan berlangsung 42 hari dan di masa tersebut, 33 sandera Israel yang mencakup perempuan, personel militer, anak-anak, dan pria berusia 50 tahun ke atas, akan dibebaskan.
Zionis Israel wajib membebaskan 1.300 orang Palestina yang mereka penjarakan, termasuk ratusan yang divonis penjara seumur hidup.
Sumber: Sputnik-OANA
Baca juga: Israel setuju tarik pasukan dari Gaza
Baca juga: Hamas umumkan negosiasi tak langsung dengan Israel