Bogor (Antara Megapolitan) - Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menyusun peta jalan atau `roadmap` pengembangan sapi Belgian Blue Indonesia.
"Kita membuat roadmap ini agar kita mempunyai arah dan tujuan yang jelas nantinya sapi Belgian Blue Indonesia mau jadi apa? apakah hanya lahir di Indonesia atau berkesinambungan," kata Kepala BET Oloan Parlindungan Lubis, di sela-sela rapat pembahasan roadmap Belgian Blue Indonesia di Cipelang, Kabupaten Bogor, Kamis.
Penyusunan roadmap ini merupakan tindak lanjut dari keinginan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk memproduksi 500 hingga 1.000 ekor sapi Belgian Blue untuk dijadikan sapi unggul di Indonesia.
Menteri Pertanian mengapresiasi keberhasilan BET mengembangkan Belgian Blue melalui teknologi Transfer Embrio (TE) dan Inseminasi Buatan (IB). Dan menginginkan sapi tersebut dikembangkan hingga level masyarakat dengan mengucurkan dana sebesar Rp20 miliar untuk mengembangkannya.
"Jadi rencana kita dalam roadmap ini, kelahiran Belgian Blue akan berlanjut,"
Oloan mengatakan, BET akan memproduksi embrio dan semen beku sendiri dari anak-anak sapi yang kita dapatkan melalui trasfer embrio ini,"
Menurutnya, rencana dalam membuat roadmap untuk memastikan kelahiran Belgian Blue berkelanjutan. Dengan target Indonesia dapat memproduksi embrio dan semen beku sendiri yang anakannya didapat melalui tranfer embiro.
Selain itu, BET juga bekerja sama dengan instansi lain untuk menguji ataupun melakukan penelitian mengenai pengembangan Belgian Blue Indonesia, baik dari sisi kesehatannya maupun pakannya.
"Karena sapi Belgian Blue baru pertama kali di Indonesia, tentu cara pemeliharaannya berbeda dengan sapi pada umumnya," katanya.
Selain itu, lanjutnya, BET juga ingin membuktikan hasil kajian yang menyebutkan karkas Belgian Blue mencapai 75 persen. Dengan mempelajari literatur dan informasi dari para penelitian terdahulu.
"Kita ingin buktikan disini, bisa tidaknya Belgian Blue dikembangkan di Indonesia," katanya.
Ia menambahkan, roadmap tersebut juga akan mengarahkan BET untuk membuat suatu garis besar tentang Belgian Blue yang akan dikembangkan di masyarakat apakah menggunakan Transfer Embrio (TE) atau Inseminasi Buatan (IB) .
Menurutnya, untuk pengembangan di tingkat masyarakat boleh dilakukan melalui IB tetapi mungkin kelahiran tidak 100 persen murni. Hal ini dilakukan untuk mencegah Distokia atau kesulitan beranak, tetapi bisa juga TE.
Pengalaman yang dilakukan BET, sapi Belgian Blue yang dikembangkan dengan IB memiliki kadar genetiknya hanya 50 persen, tetapi lahirnya normal dan tidak ada yanb distokia.
"Kalau menggunakan TE harus dicesar," katanya.
Menurutnya, hal ini dikarenakan bobot sapi Belgian Blue sangat besar, berat lahirnya mencapai 63 kg, hingga usia lima bulan mampu mencapai sekitar 159 km lebih.
Dalam roadmap tersebut, juga akan dilakukan peningkatan kapasitas sumber daya manusia diawali dari tenaga teknis yang akan mengaplikasikan TE. Lalu tahun berikutnya peningkatan SDM untuk pelaksanaan operasi cesar.
"Untuk persiapan seadainya anakan sapi dari TE jangan sampai lahir cesar," katanya.
Dalam roadmap juga diatur pengembangan Belgian Blue difokuskan hanya untuk UPT pusat. BET akan bekerjasama dengan BPTU-SP Padang Mangatas, Sumatera Barat, BPTU Sembawa, Sumatera Selatan, BPTU Batu Raden, dan Balitnak.
Alasannya, karena Belgian Blue termasuk sapi baru di Indonesia, sehingga setiap sapi baru harus masuk uji coba dan harus dilakukan pengkajian. Dari hasil pengkajian tersebut, BET baru dapat memberikan rekomendasi kepada masyarakat untuk teknik budidaya Belgiaun Blue melalui IB,
"Nanti kita akan rekomendasikan untuk TE dilakukan di UPT yang ada di daerah, dan peternakan dengan manajemen yang bagus. Sedangkan untuk ke masyarakat disarankan lebih tepatnya menggunakan IB," kata Oloan.
BET merupakan lembaga khusus yang ditunjuk untuk mengembangkan Belgian Blue dari Pemerintah Indonesia. Kehadiran sapi unggul asal Belgia ini berawal dari kunjungan Duta Besar Indonesia Arif Havas Oegroseno didampingi Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan yang dijabat Syukur Iwantoro pada 2013.
Tahun 2015, BET melakukan pengadaan semen beku Belgian Blue tahap I sebanyak 100 straw. Tahun 2016 dilakukan aplikasi IB semen beku Belgian Blue pada sapi FH, Limousin, Angus, Ongole dan Simental milik BET Cipelang.
Lalu dilakukan pula Transfer Embrio (TE) dengan menggunakan embrio beku Belgian Blue pada sapi resipien FH, Limousin dan Simmental.
Hasil TE lahir pertama kali 30 Januari 2017 dengan jenis kelamin jantan diberi nama Gatot Kaca.
BET Susun `Roadmap` Pengembangan Belgian Blue Indonesia
Kamis, 27 Juli 2017 17:48 WIB
Kita membuat roadmap ini agar kita mempunyai arah dan tujuan yang jelas nantinya sapi Belgian Blue Indonesia mau jadi apa? apakah hanya lahir di Indonesia atau berkesinambungan.