Bogor, 26/9 (ANTARA) - Puluhan warga Bogor yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Bogor Bersatu (GR2B) menggelar unjukrasa menolak rencana kenaikan tarif kereta api listrik (KRL) di depan Gedung DPRD Kota Bogor, Rabu.
Massa mendatangi gedung DPRD Kota Bogor dengan menggunakan dua bus. Massa terdiri dari remaja pria dan wanita.
Di depan gedung DPRD Kota Bogor, massa berorasi sambil membawa sejumlah atribut berupa spanduk yang berisi pernyataan sikap menolak kenaikan tarif KRL.
"Kami menolak rencana kenaikan tarif KRL. Kenaikan tarif ini sama dengan menyengsarakan rakyat," teriak salah satu pengunjukrasa.
Dalam orasinya massa menolak tegas rencana kenaikan tarif kereta api yang akan diberlakukan 1 Oktober mendatang.
Menurut massa dengan rencana pencabutan diskon tarif kereta api hampir 30 persen telah berdampak langsung bagi penghasilan para pekerja (ekonomi marginal).
"Contoh simulasi kenaikan dalam asumsi Bogor-Jakarta Rp7.000 menjadi Rp9.000. Kenaikan Rp2.000 dalam sehari bekerja pulang pergi. Beban pengeluaran rutin perhari akibat kenaikan menjadi Rp4.000 dalam satu bulan efektif 26 hari kerja dikali Rp4.000 menjadi Rp104.000, ini anggaran bagi seorang ibu yang hidupnya pas-pasan akan semakin sulit dengan kenaikan tarif ini," kata Ketua GR2B Harry Ara.
Aksi massa mendapat pengawalan ketat aparat kepolisian Bogor Kota dan Satpol PP yang berjaga di depan pintu masuk gedung.
Menurut Kepala Satuan Dalmas Polres Bogor Kota, AKP Arif Gunawan, massa hanya berorasi sesaat di depan gedung DPRD untuk selanjutnya mereka akan bergerak menuju DPR RI Jakarta.
"Mereka hanya berorasi, karena sasaran aksi mereka adalah Jakarta. Usai meminta restu dengan DPRD untuk rencana aksi penolakan kenaikan tarif," kata Arif.
Sementara itu, gelombang aksi massa berunjukrasa juga terjadi di depan Balai Kota Bogor yang menuntut transparansi pemilihan Dirut PDAM Tirta Pakuan.
Laily R
Warga Bogor Unjukrasa Tolak Kenaikan Tarif KRL
Rabu, 26 September 2012 20:50 WIB
warga-bogor-unjukrasa-tolak-kenaikan-tarif-krl