Banda Aceh, 19/9 (ANTARA) - Ketua DPRK Nagan Raya Samsuardi menyambut baik komitmen PT Surya Panen Subur (SPS) membangun perkebunan kelapa sawit inti-plasma bagi masyarakat seluas 800 hektare karena keterlibatan kelompok tani setempat itu akan membantu memperbaiki ekonomi mereka.
"Penandatanganan Mou (Nota Kesepahaman) hari ini adalah yang pertama dan menandakan hari lahirnya perkebunan inti-plasma di Nagan Raya. Pembangunan perkebunan inti-plasma ini wajib bagi semua perusahaan bagi perbaikan nasib rakyat sekitar perusahaan," katanya di Nagan Raya.
Namun Samsuardi juga mengingatkan PT SPS, Pemkab Nagan Raya dan berbagai pihak terkait lainnya untuk bahu-membahu merealisasikan isi MoU tersebut sesegera mungkin.
"Kalau sudah berjanji harus direalisasikan. Jangan lagi ada orang miskin di Nagan Raya ini. Kalau rakyat miskin, mereka tak ada harga," katanya.
Nota Kesepahaman (MoU) berisi komitmen pembangunan kebun sawit inti-plasma serta pemberian beasiswa pendidikan bidan dan pelatihan keterampilan otomotif bagi siswa dan pemuda daerah itu ditandatangani Presiden Direktur PT SPS Eddy Sutjahyo Busiri, Bupati Nagan Raya H.Azwir dan Ketua DPRK Nagan Raya Samsuardi.
Kabid Pengawasan pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Nagan Raya Sudarman mengatakan komitmen PT SPS pada upaya memperbaiki kesejahteraan masyarakat sekitar perusahaan lewat CSR yang ditandai dengan penandatangan MoU ini sepatutnya diikuti perusahaan perkebunan sawit
lain di kabupaten ini.
"Program perkebunan sawit inti-plasma ini diharapkan segera direalisasi dan mendapat dukungan semua pihak," katanya.
Sudarman mengatakan 13 perusahaan perkebunan kelapa sawit yang telah mengantongi hak guna usaha (HGU) seluas sedikitnya 64.381 hektar sudah seharusnya memenuhi amanat UU No.18/2004 tentang Perkebunan dan sejumlah peraturan terkait lainnya tentang pembangunan perkebunan sawit
inti-plasma.
Menurut dia, jika semua perusahaan yang telah mengantongi HGU memenuhi kewajiban dan tanggung jawabnya, setidaknya sudah terbangun kebun kelapa sawit inti-plasma seluas 12.876 hektar di Kabupaten Nagan Raya.
Bupati Nagan Raya H.Azwir pun menyambut baik pelaksanaan program CRS PT SPS dan mengingatkan berbagai perusahaan perkebunan sawit lain agar mengikuti langkah yang telah diambil PT SPS.
"Masyarakat akan menjadi pagar kebun bapak-bapak jika perusahaan berempati dan peduli pada rakyat sekitar," katanya.
Terkait rencana pembangunan kelapa sawit inti-plasma oleh PT SPS ini, Azwir mengatakan pihaknya sejauh ini telah memastikan ketersediaan lahan seluas 627 hektare dari 800 hektare yang direncanakan.
Dari luas lahan 627 hektare itu, sebanyak 225 hektar di antaranya merupakan milik 112 kepala keluarga yang tergabung dalam Koperasi Bina Raja Gunung Kong, Kecamatan Darul Makmur, 302 hektare milik Koperasi Asoe Juree
Ladang Baro (Darul Makmur) dan 100 hektare milik Koperasi Aneuk Nanggroe Blang Aman Tadu, Kecamatan Beutong.
Sementara itu, Robbyanto Budiman, Presiden Direktur PT Agro Maju Raya (Amara Group) sebagai induk perusahaan PT SPS, memastikan bahwa pihaknya akan segera merealisasikan isi MoU yang telah ditandatangani.
"Kami datang jauh-jauh tidak sekadar membawa janji-janji kosong. Kami tidak akan pernah sejahtera jika rakyat sekitar tidak sejahtera. Ini komitmen kami di Amara Group," katanya.
Dalam penjelasan persnya sebelum acara penandatanganan MoU ini, ia mengatakan kegiatan perkebunan sawit inti-plasma ini akan difasilitasi melalui pembentukan koperasi sebagai wadah yang mengatur hak dan kewajiban antara perusahaan dan masyarakat.
Sejumlah desa yang masuk ke dalam daerah binaan PT SPS nantinya adalah Desa Blang Aman Tadu (Kecamatan Beutong), Desa Babah Rot, Desa Alue Gani (Kecamatan Tadu Raya), Desa Kuala Seumayan, Blang Luah, Alue Bateung Brok, Ladang Baro, Alue Rambot, Pulo Kruet, Sumber Makmur, Alue Kuyun,
Markati Jaya, Alue Raya dan Sumber Bakti (Kecamatan Darul Makmur).
Presiden Direktur PT SPS Eddy Sutjahyo Busiri mengatakan perusahaannya akan membangun dan mengelola kebun plasma yang lokasinya akan ditentukan Pemda setempat itu sebagai salah satu pilihan investasi bagi masyarakat setempat.
"Kami berharap bisa tumbuh dan berkembang bersama dengan mereka," kata Eddy.
Pembangunan perkebunan sawit inti-plasma itu adalah satu dari dua program CSR PT SPS di samping pemberian beasiswa pendidikan keahlian bidan bagi delapan orang serta pelatihan tenaga kerja terampil di bidang otomotif bagi 40 orang.
Perusahaan perkebunan sawit dan pengolahannya yang berlokasi di Kabupaten Nagan Raya ini didirikan pada 1997. Pada 19 Maret lalu, areal perkebunan PT SPS seluas 517,03 hektare terbakar mengakibatkan 85 persen dari 73.931 pokok tanaman sawitnya mati dan sisanya mengalami stagnasi dan harus
dilakukan pergantian bibit.
Rahmat Nasution