Kabupaten Sumedang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sumedang Jawa Barat memberlakukan proses belajar mengajar secara bergantian untuk siswa yang sekolahnya mengalami kerusakan akibat gempa bumi yang mengguncang wilayah itu beberapa waktu lalu.
Penjabat (Pj) Bupati Sumedang Herman Suryatman di Kabupaten Sumedang Senin menyebutkan, terdapat 66 gedung sekolah dari tingkat Taman Kanak-kanak, SD, SMP, hingga SMA yang telah mengalami kerusakan.
"Untuk sementara ada sekolah yang rombongan belajarnyanya digilir, sekolah pagi dan sekolah siang. Ada juga yang daring sehingga siswa tetap nyaman dalam belajar," kata Herman.
Baca juga: BPBD lanjutkan verifikasi kerusakan rumah warga Sumedang akibat gempa
Baca juga: Puluhan rumah di Subang rusak akibat gempa Sumedang
Herman memastikan para siswa tidak akan terganggu untuk melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar (KBM), setelah pihaknya menerapkan metode pembelajaran secara bergiliran di bangunan sekolah yang dinyatakan aman.
"Untuk kegiatan belajar mengajar tetap berlangsung. Sekolah yang terdampak gempa dalam keadaan aman untuk menjalankan kegiatan belajar mengajar,” katanya.
Lebih lanjut, Herman mengatakan, fasilitas umum seperti sekolah yang rusak akibat gempa bumi ini menjadi prioritas utama untuk diperbaiki, sehingga bangunan sekolah bisa kembali dimanfaatkan untuk proses pembelajaran para siswa.
Baca juga: ITB nyatakan ikut bantu identifikasi sumber gempa di Sumedang Jabar
Menurutnya, Pemkab Sumedang akan terus melakukan langkah terbaik agar dalam proses pembelajaran bisa berlangsung sebagaimana mestinya.
"Untuk orang tua, kami pastikan anak-anak besok akan belajar sebagaimana mestinya dengan menjaga keamanan dan kenyamanannya, dan untuk ruang kelas yang tidak dipakai akan ditandai khusus sehingga anak-anak tidak sembarang masuk," katanya.
Sebelumnya, gempa berkekuatan 4,8 magnitudo mengguncang wilayah Kabupaten Sumedang Jawa Barat pada Minggu (31/12), yang telah menyebabkan 1.523 bangunan rumah hingga fasilitas umum rusak.