Menurut siaran informasi BMKG, gempa bumi itu berpusat di koordinat 7,86 Lintang Selatan dan 107,27 Bujur Timur, sekira 97 km Barat Daya Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, pada kedalaman 21 km.
BMKG mengimbau masyarakat berhati-hati karena gempa bumi susulan mungkin terjadi.*
Kemarin, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memasang sebanyak 20 alat Warning Receiver System (WRS) generasi terbaru sebagai peringatan sistem kejadian gempa yang terpantau secara tepat waktu.
"Saat ini alat WRS telah terpasang pada 20 lokasi di Provinsi Maluku dan dipasang di daerah dengan tingkat potensi kejadian gempa bumi," kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG Ambon, Djati Cipto Kuncoro, di Ambon, Jumat.
Ia mengatakan alat WRS generasi terbaru itu adalah peralatan penerima informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami dengan smart display. Kelebihan alat itu, kata dia, adalah informasi gempa bumi real time, sehingga dapat memberi informasi gempa secara lebih cepat.
Aplikasi WRS beroperasi otomatis pada saat komputer dihidupkan dan beroperasi selama 24 jam, 7 hari per minggu, dan tidak boleh dimatikan.
Djati menyatakan alat itu akan memperluas penyebaran informasi kejadian gempa bumi dan tsunami yang terjadi di wilayah NKRI, khususnya Provinsi Maluku.
Kemarin, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memasang sebanyak 20 alat Warning Receiver System (WRS) generasi terbaru sebagai peringatan sistem kejadian gempa yang terpantau secara tepat waktu.
"Saat ini alat WRS telah terpasang pada 20 lokasi di Provinsi Maluku dan dipasang di daerah dengan tingkat potensi kejadian gempa bumi," kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG Ambon, Djati Cipto Kuncoro, di Ambon, Jumat.
Ia mengatakan alat WRS generasi terbaru itu adalah peralatan penerima informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami dengan smart display. Kelebihan alat itu, kata dia, adalah informasi gempa bumi real time, sehingga dapat memberi informasi gempa secara lebih cepat.
Aplikasi WRS beroperasi otomatis pada saat komputer dihidupkan dan beroperasi selama 24 jam, 7 hari per minggu, dan tidak boleh dimatikan.
Djati menyatakan alat itu akan memperluas penyebaran informasi kejadian gempa bumi dan tsunami yang terjadi di wilayah NKRI, khususnya Provinsi Maluku.