Kabupaten Bogor (ANTARA) - Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) University Arif Satria mengundang Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi Science Techno Park (STP) sebagai tempat inovasi-inovasi hilirisasi, menyatu dengan komponen pembelajaran mahasiswa dan pemberdayaan petani dan nelayan.
"Kami ingin mengundang Bapak Presiden untuk berkunjung ke Science Techno Park IPB untuk melihat aktivitas teaching industry dan startup-startup baru berbasis inovasi IPB," kata Arif, saat memberi sambutan pada acara Dies Natalis Ke-60 IPB, di Gedung Graha Widya Wisuda (GWW) IPB Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat.
Presiden Jokowi pun hadir dalam sidang terbuka dalam rangka Dies Natalis Ke-60 IPB University dan memberikan orasinya.
Kepada Presiden, Arif Satria menjelaskan STP IPB telah berkembang dengan sejumlah fasilitas teaching industry, collaborative research center maupun startup center.
Baca juga: Arif Satria laporkan ke Presiden kontribusi IPB terhadap ketahanan pangan Indonesia
Arif optimistis, terobosan riset dan inovasi ini memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan bangsa dan kesejahteraan masyarakat. Saat ini, kata dia, komersialisasi inovasi IPB mencapai 35 persen, dan ini juga berkat dukungan Program Kedaireka Kemdikbudristek.
"Oleh karena itu, kami membangun Science Techno Park (STP) dan delapan stasiun lapang sebagai learning center," ujarnya lagi.
Pada sisi lain, Arif melaporkan, berkaitan dengan pencapaian SDGs, di IKN IPB bersama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sedang membangun Pusat Keanekaragaman Hayati dan Plasma Nutfah Nusantara.
Baca juga: Rektor IPB paparkan upaya hadapi disrupsi dunia pendidikan kepada presiden
"Mohon dukungan Bapak Presiden, insya Allah pusat plasma nutfah ini menjadi pertama di Indonesia dan semoga bisa menyelamatkan potensi genetik keanekaragaman hayati Indonesia," kata Arif.
Sejalan dengan amanat Presiden Jokowi, kata dia, studi IPB juga mempertegas pandangan bahwa bursa efek karbon harus segera direalisasikan.
IPB telah menghibahkan aplikasi fire risk system yang dapat memprediksi peluang terjadinya kebakaran enam bulan sebelumnya, dan Web GIS Near Real Time Land Use Change yang memantau perubahan tutupan lahan hutan, kelapa sawit, sawah, kopi, dan kakao setiap 8 hari di unit desa.
Baca juga: Presiden Jokowi puji inovasi produk pertanian yang dihasilkan IPB
"Aplikasi ini mendukung pemantauan kinerja riil di lapangan unit karbon yang diperjualbelikan di bursa efek nantinya. Begitu pula terkait dengan Blue Carbon, perlu sistem manajemen dan tata kelola yang baik, di pusat maupun daerah," kata Arif pula.