Denpasar (ANTARA) - Ahli gizi dari Politeknik Kesehatan Denpasar, Bali, Ni Made Yuni Gumala mengungkapkan konsumsi air putih dingin tidak masalah saat cuaca panas karena tidak memberi dampak kepada kesehatan.
“Tidak masalah, syaratnya jangan ditambahkan gula atau pemanis lainnya,” kata Yuni Gumala di Denpasar, Bali, Selasa.
Mengonsumsi minuman dingin menjadi pilihan masyarakat tatkala cuaca panas bertepatan puncak musim kemarau termasuk di Bali yang diperkirakan pada Juli-Agustus 2023.
Dosen jurusan gizi itu pun menganjurkan masyarakat mengonsumsi air putih atau bisa juga dengan air putih dalam kondisi dingin yang menyesuaikan selera seseorang.
Sedangkan es yang dicampur dalam air putih, lanjut dia, merupakan es yang terbuat dari air putih yang sudah matang, bukan terbuat dari air yang belum dimasak.
Tujuannya, untuk memastikan es tersebut higienis atau bersih dari potensi bakteri.
“Caranya, cari es batu yang bening seperti kaca, kalau ada kusut itu air diperkirakan tidak bersih,” ucapnya.
Air dingin dicampur dengan gula dan dikonsumsi berlebihan, memiliki risiko obesitas.
“Banyak kandungan gula apalagi sekarang banyak minuman kekinian yang banyak mengandung gula atau pemanis itu tidak baik. Kalau air dingin itu tidak masalah,” imbuhnya.
Selain gula, pemanis lainnya yang kerap dicampurkan dalam minuman dingin dan perlu dihindari di antaranya krim dan susu kental manis.
Susu kental manis, kata dia, bukan merupakan susu karena lebih dominan mengandung pemanis.
Ia pun lalu menganjurkan masyarakat meminum buah segar, jus buah atau jus sayuran tanpa gula.
Selain itu, Yuni menganjurkan masyarakat untuk mengonsumsi makanan pokok dengan gizi seimbang yakni sayur dan lauk.
Sementara terkait konsumsi makanan pedas saat cuaca panas, menurutnya, juga tidak bermasalah, asalkan dalam kondisi sehat dan tidak berlebihan yang berpotensi memicu diare.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ahli gizi ungkap konsumsi air dingin tak masalah saat cuaca panas