"Secara umum saya menilai pelaksanaan pendidikan kualifikasi khusus JMU ini telah berjalan dengan baik dan lancar, walaupun masih terdapat beberapa kendala," kata Kadislog Lanud ATS Kolonel Tek Hedrison Syafril mewakili Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara Atang Sendjaja (Danlanud ATS) Marsma TNI Hari Budianto, di Bogor, Kamis.
Hedrison secara resmi menutup pendidikan kualifikasi khusus juru montir udara (Dikkualsus JMU) tahun anggaran 2016 yang diikuti 12 prajurit Lanud ATS, Skuadron Udara 45 dan Sathar 16 Depohar 10 yang terdiri dari 4 peserta dikkualsus pesawat Helikopter SA-330 Puma dan 8 (dikkualsus jmu) pesawat Helikopter NAS 332 Super Puma.
Penutupan dilaksanakan di Skuadron Teknik 024 (Skatek 024) yang dihadiri antara lain Danwing 4 Kolonel Pnb Hendro Arief H SSos, para kadis, komandan satuan jajaran, dan para instruktur serta undangan lainnya.
Ia mengatakan pendidikan kualifikasi khusus JMU merupakan salah satu upaya TNI AU khususnya Lanud Atang Sendjaja untuk meningkatkan kemampuan dan kualifikasi personel, sehingga mempunyai bobot nilai tinggi dalam rangka tercipta profesionalisme prajurit Lanud Atang Sendjaja.
Dengan berakhir pelaksanaan pendidikan kualifikasi khusus JMU ini, saya mengimbau kepada para siswa untuk selalu mengasah diri, dan mengaplikasikan secara baik dan benar semua pengetahuan yang diperoleh selama mengikuti pendidikan, katanya pula.
Muara dari pendidikan bukanlah hanya sekadar mendapatkan sertifikat pendidikan saja, tetapi yang ebih berharga dari itu, yakni jika kita mampu merealisasikan segala hal terbaru yang diperoleh selama pendidikan, karena ilmu yang baik dan bermanfaat itu adalah ilmu yang dapat berguna baik untuk diri sendiri maupun satuan kerja.
"Aplikasikan semua pengetahuan, terutama dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan pemeliharaan dan perawatan pesawat helikopter TNI AU," ujar Danlanud Atang Sendjaja itu lagi.
Dalam sambutan tertulis tersebut, Danlanud ATS menyebutkan ketepatan waktu proses belajar mengajar, kesiapan tenaga pengajar, danjuga bahan-bahan materi atau referensi bacaan yang dibutuhkan masih terbatas.
Kendala-kendala tersebut saya yakin dapat kita atasi di kemudian hari, dengan catatan kita harus dapat membuka diri, mencari solusi terbaik untuk mengisi kekurangan tersebut, serta mampu melakukan inovasi dalam proses belajar mengajar, kata dia pula.