ASEAN dan tantangan sebagai pusat pertumbuhan dunia
Kamis, 11 Mei 2023 11:06 WIB
Jakarta (ANTARA) - "Mari bergandengan erat menyusun agenda bersama untuk memastikan kawasan ini terus menjadi Episentrum of Growth".
Kalimat itu disampaikan Presiden Joko Widodo pada Rabu (9/5) saat membuka pertemuan ASEAN Leaders’ Interface with Representatives of ASEAN Business Advisory Council dalam rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (KTT ASEAN) di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Pada hari yang sama saat membuka pertemuan ASEAN dan High-Level Task Force (HLTF) untuk Visi ASEAN Pasca 2025, presiden yang akrab disapa Jokowi itu meminta ASEAN bersiap menghadapi kondisi terburuk, tapi tetap berharap yang terbaik.
"Episentrum of Growth" atau "pusat pertumbuhan" adalah tema keketuaan Indonesia dalam ASEAN tahun ini. Indonesia ingin ASEAN menjadi pusat pertumbuhan dunia.
Faktanya, ASEAN berada di tengah persaingan kekuatan-kekuatan besar dunia yang pada satu sisi bisa menjadi mitra kerja sama, tetapi di sisi lain berusaha mengkooptasi ASEAN.
Organisasi kawasan ini berada di antara dua pasar ekonomi yang sangat besar, yakni Asia Selatan dan Asia Timur. Belum termasuk Amerika Utara dan Australia.
Asia Selatan, Asia Timur dan Amerika Utara memiliki total penduduk 4,15 miliar jiwa atau separuh dari total penduduk dunia yang saat ini mencapai 8 miliar orang.
Ketiga kawasan juga menghimpun total Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 61,18 triliun dolar AS yang menghimpun 72 persen dari total PDB global .
PDB dan jumlah penduduk ASEAN sendiri masing-masing 3,942 triliun dolar AS dan 678 juta orang.
Fakta ini menunjukkan betapa besarnya profil pasar kawasan-kawasan yang mengitari ASEAN.
Keadaan-keadaan ini bisa membuat ASEAN dipaksa memilih dan memihak, selain juga membuka ruang kesempatan bagi ASEAN untuk menguatkan posisi untuk terlibat jauh dalam persaingan antara negara-negara besar itu.
Ini pun sudah menjadi tantangan berat bagi ASEAN, khususnya dalam bagaimana mesti bersikap bersama seperti tersirat dari ucapan Jokowi agar ASEAN "bergandengan erat menyusun agenda bersama."
Meskipun demikian, bersikap dan bertindak bersama dalam kerangka ASEAN yang bersatu masih merupakan cara terampuh dalam memajukan kawasan ini dan mewujudkan tekad menjadikan ASEAN pusat pertumbuhan dunia.
Kalimat itu disampaikan Presiden Joko Widodo pada Rabu (9/5) saat membuka pertemuan ASEAN Leaders’ Interface with Representatives of ASEAN Business Advisory Council dalam rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (KTT ASEAN) di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Pada hari yang sama saat membuka pertemuan ASEAN dan High-Level Task Force (HLTF) untuk Visi ASEAN Pasca 2025, presiden yang akrab disapa Jokowi itu meminta ASEAN bersiap menghadapi kondisi terburuk, tapi tetap berharap yang terbaik.
"Episentrum of Growth" atau "pusat pertumbuhan" adalah tema keketuaan Indonesia dalam ASEAN tahun ini. Indonesia ingin ASEAN menjadi pusat pertumbuhan dunia.
Faktanya, ASEAN berada di tengah persaingan kekuatan-kekuatan besar dunia yang pada satu sisi bisa menjadi mitra kerja sama, tetapi di sisi lain berusaha mengkooptasi ASEAN.
Organisasi kawasan ini berada di antara dua pasar ekonomi yang sangat besar, yakni Asia Selatan dan Asia Timur. Belum termasuk Amerika Utara dan Australia.
Asia Selatan, Asia Timur dan Amerika Utara memiliki total penduduk 4,15 miliar jiwa atau separuh dari total penduduk dunia yang saat ini mencapai 8 miliar orang.
Ketiga kawasan juga menghimpun total Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 61,18 triliun dolar AS yang menghimpun 72 persen dari total PDB global .
PDB dan jumlah penduduk ASEAN sendiri masing-masing 3,942 triliun dolar AS dan 678 juta orang.
Fakta ini menunjukkan betapa besarnya profil pasar kawasan-kawasan yang mengitari ASEAN.
Keadaan-keadaan ini bisa membuat ASEAN dipaksa memilih dan memihak, selain juga membuka ruang kesempatan bagi ASEAN untuk menguatkan posisi untuk terlibat jauh dalam persaingan antara negara-negara besar itu.
Ini pun sudah menjadi tantangan berat bagi ASEAN, khususnya dalam bagaimana mesti bersikap bersama seperti tersirat dari ucapan Jokowi agar ASEAN "bergandengan erat menyusun agenda bersama."
Meskipun demikian, bersikap dan bertindak bersama dalam kerangka ASEAN yang bersatu masih merupakan cara terampuh dalam memajukan kawasan ini dan mewujudkan tekad menjadikan ASEAN pusat pertumbuhan dunia.