Jakarta (ANTARA) - Pengamat otomotif sekaligus akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu menilai menghindari parkir terbuka dalam jangka waktu yang lama membantu mencegah mobil terbakar.
"Penting juga untuk menghindari parkir kendaraan di bawah sinar matahari langsung dalam jangka waktu yang lama, memeriksa kondisi kendaraan sebelum digunakan, dan memastikan tidak ada benda mudah terbakar yang diletakkan di dalam atau di sekitar kendaraan," kata Yannes kepada ANTARA, Jumat malam.
Dosen kelompok keahlian dan desain produk industri ITB itu mengatakan untuk mencegah terjadinya kebakaran pada kendaraan saat terkena cuaca sangat panas, diperlukan langkah-langkah pencegahan yang tepat seperti melakukan perawatan kendaraan secara rutin, serta memastikan semua bagian kendaraan dalam keadaan baik dan terawat.
Teratur dalam merawat kendaraan serta menerapkan sikap hati-hati saat menyimpan barang, benda atau bahan kimia yang mudah meledak di dalam kabin mobil yang terpapar panas tinggi, merupakan beberapa tindakan antisipatif mencegah risiko kebakaran pada kendaraan roda empat.
Dia mencontohkan kaleng aerosol dapat lebih mudah meledak pada suhu 60 derajat Celsius ke atas. Aerosol terdiri dari bahan-bahan yang mudah terbakar dan dalam bentuk tekanan tinggi sehingga dapat sangat sensitif terhadap suhu yang tinggi.
"Akibatnya (aerosol) dapat menyebabkan ledakan jika terpapar suhu yang terlalu tinggi," kata Yannes.
Dia mengatakan pada suhu yang sangat tinggi, tekanan dalam kaleng aerosol dapat meningkat karena molekul-molekul bahan di dalamnya menjadi lebih aktif dan lebih cepat bergerak.
"Tekanan yang terlalu tinggi pada kaleng aerosol dapat menyebabkan kebocoran atau bahkan ledakan pada kaleng jika terpapar suhu yang terlalu tinggi," kata Yannes.
Selain itu, Yannes juga menyarankan para pemilik mobil untuk selalu membawa alat pemadam api ringan di dalam kendaraan sebagai langkah antisipasi jika terjadi kebakaran pada kendaraan.
Bagi pemilik kendaraan listrik, Yannes melanjutkan, hal yang perlu diketahui adalah bahwa batas aman suhu baterai kendaraan listrik bervariasi tergantung pada produsen dan model kendaraan listriknya. Pada umumnya, batas aman suhu baterai kendaraan listrik berada pada kisaran suhu di atas 45 derajat Celsius.
"Jika kendaraan listrik, seperti mobil dan sepeda motor listrik, terkena suhu yang sangat tinggi dan terpapar terik matahari secara langsung dalam waktu yang lama, maka suhu baterai dalam kendaraan dapat meningkat dan berpotensi melebihi ambang batas aman yang dapat mengakibatkan kerusakan pada baterai," kata Yannes.
Jika suhu terus meningkat dan melampaui ambang batas yang aman, maka baterai dapat mengalami kegagalan termal yang serius dan berpotensi meledak atau meledak secara spontan.
"Meskipun tidak ada batas suhu pasti baterai kendaraan listrik dapat meledak, namun, suhu di atas 70 derajat Celsius atau lebih tinggi sudah termasuk suhu yang sangat tinggi dan berpotensi menyebabkan sel baterai mengalami kerusakan serius," kata Yannes.
Beberapa waktu belakangan beredar informasi mengenai adanya sejumlah kendaraan roda empat hangus terbakar diduga akibat terpapar cuaca panas ekstrem yang tengah terjadi di sejumlah negara termasuk Indonesia.
Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan dinamika atmosfer yang tidak biasa menjadi salah satu penyebab Indonesia mengalami suhu panas dalam beberapa hari terakhir. Suhu panas ekstrem melanda negara-negara Asia sepekan terakhir.
Meski Indonesia tidak mengalami gelombang panas, tetapi, suhu maksimum udara permukaan tergolong panas. BMKG juga menyebutkan terdapat beberapa penyebab suhu panas di Indonesia di antaranya dinamika atmosfer yang tidak biasa dan suhu panas bulan April di wilayah Asia Selatan secara klimatologi dipengaruhi oleh gerak semu matahari.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pengamat otomotif sebut hindari parkir terbuka mencegah mobil terbakar
Pengamat otomotif: Hindari parkir terbuka mencegah mobil terbakar
Sabtu, 29 April 2023 14:40 WIB