Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Kominfo) bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terus mengedukasi masyarakat, soal dunia digital melalui seminar online.
Bersama dengan IPB University dan PT Ruang Ide Komunikasi, seminar online kali ini, yakni Ngobrol Bareng Legislator dengan mengusung tema: “Masyarakat Digital yang Berbudaya Indonesia”, Senin.
Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, Ngobrol Bareng Legislator ini merupakan acara yang diinisiasi dan didukung oleh Kementerian Kominfo, yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, dengan memiliki beberapa tujuan.
Di antaranya untuk mendorong masyarakat agar mengoptimalkan pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi dan bisnis, memberdayakan masyarakat agar dapat memilah dan memilih informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat, memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakat, terkait pembangunan Infrastruktur TIK yang dilakukan oleh Pemerintah, khususnya oleh Ditjen APTIKA, serta mewujudkan jaringan informasi serta media komunikasi dua arah antara masyarakat dengan masyarakat maupun dengan pihak lainnya.
Kehadiran teknologi, kata Semuel, merupakan bagian dari kehidupan masyarakat yang semakin mempertegaskan kita sedang menghadapi era disubsi teknologi.
“Untuk mengahadapi hal tersebut, kita semua harus mempercepat kerja sama kita dalam mewujudkan agenda trasnformasi digital Indonesia. Bersama-sama wujudkan cita-cita bangsa Indonesia dengan menjadikan masyarakat madani berbasis teknologi. Kemampuan yang kita miliki serta keunggulan yang terus dijaga akan membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang hebat dan besar, serta menjadi unggul dalam segi sumber daya manusia,” beber dia.
Berkembangnya teknologi saat ini, disebut Anggota Komisi I DPR RI, Krisantus Kurniawan, menjadikan masyarakat kini menjadi masyarakat digital.
Masyarakat digital (masyarakat jejaring) adalah masyarakat yang elemen di dalamnya terhubung melalui jaringan teknologi informasi dan komunikasi. Sehingga memengaruhi pola interaksi yang terjadi.
Interaksi masyarakat digital dilakukan secara daring melalui perangkat yang di dalamnya terdapat media komunikasi dan informasi, berupa aplikasi seperti media sosial.
“Dengan adanya masyarakat digital di era sekarang, seharusnya kita memanfaatkan perkembangan teknologi untuk membawa kehidupan yang lebih maju dan bermoral, bukan menjadikan diri kita dimanfaatkan oleh perkembangan teknologi tersebut,” tegas dia.
Hal itu diamini Dosen Prodi Komunikasi Digital & Media SV IPB University, Willy Bachtiar.
Kata dia, semenjak pandemi Covid-19, adanya pergeseran pola pikir, pola sikap dan pola tindakan masyarakat dalam akses dan distribusi informasi.
“Masyarakat saat ini dapat dikatakan sebagai masyarakat digital,” kata dia.
Namun, Willy berharap, sebelum masyarakat tumbuh menjadi masyarakat digital, diperlukan pengetahuan terkait 4 pilar literasi digital yang harus diketahui masyarakat.
Empat pilar literasi digital ini seperti digital skill, atau kemampuan individu dalam mengetahui, memahami dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK, digital culture atau kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa dan membangun wawasan kebangsaan dan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, digital ethics atau kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, memeprtimbangkan dan mengembangkan tata Kelola etika digital, jug digital safety, yaitu kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, dan meningkatkan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.
“Semoga selanjutnya masyarakat dapat menerapkan 4 pilar literasi digital,” beber Willy.
Sementara itu, Dirut PT Ruang Ide Komunikasi, Iwan Setiawan pun mengatakan, dunia digital memang memberikan dampak positif dan negatifnya.
Namun, kata Iwan, itulah tantangan yang harus dihadapi. Tidak hanya berdampak pada aspek sosial budaya, tapi juga sudah berdampak pada aspek lainnya.
“Tantangan pada era digital telah pula masuk ke dalam berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan, keamanan, dan teknologi informasi itu sendiri,” tutup Iwan.
Bersama dengan IPB University dan PT Ruang Ide Komunikasi, seminar online kali ini, yakni Ngobrol Bareng Legislator dengan mengusung tema: “Masyarakat Digital yang Berbudaya Indonesia”, Senin.
Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, Ngobrol Bareng Legislator ini merupakan acara yang diinisiasi dan didukung oleh Kementerian Kominfo, yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, dengan memiliki beberapa tujuan.
Di antaranya untuk mendorong masyarakat agar mengoptimalkan pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi dan bisnis, memberdayakan masyarakat agar dapat memilah dan memilih informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat, memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakat, terkait pembangunan Infrastruktur TIK yang dilakukan oleh Pemerintah, khususnya oleh Ditjen APTIKA, serta mewujudkan jaringan informasi serta media komunikasi dua arah antara masyarakat dengan masyarakat maupun dengan pihak lainnya.
Kehadiran teknologi, kata Semuel, merupakan bagian dari kehidupan masyarakat yang semakin mempertegaskan kita sedang menghadapi era disubsi teknologi.
“Untuk mengahadapi hal tersebut, kita semua harus mempercepat kerja sama kita dalam mewujudkan agenda trasnformasi digital Indonesia. Bersama-sama wujudkan cita-cita bangsa Indonesia dengan menjadikan masyarakat madani berbasis teknologi. Kemampuan yang kita miliki serta keunggulan yang terus dijaga akan membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang hebat dan besar, serta menjadi unggul dalam segi sumber daya manusia,” beber dia.
Berkembangnya teknologi saat ini, disebut Anggota Komisi I DPR RI, Krisantus Kurniawan, menjadikan masyarakat kini menjadi masyarakat digital.
Masyarakat digital (masyarakat jejaring) adalah masyarakat yang elemen di dalamnya terhubung melalui jaringan teknologi informasi dan komunikasi. Sehingga memengaruhi pola interaksi yang terjadi.
Interaksi masyarakat digital dilakukan secara daring melalui perangkat yang di dalamnya terdapat media komunikasi dan informasi, berupa aplikasi seperti media sosial.
“Dengan adanya masyarakat digital di era sekarang, seharusnya kita memanfaatkan perkembangan teknologi untuk membawa kehidupan yang lebih maju dan bermoral, bukan menjadikan diri kita dimanfaatkan oleh perkembangan teknologi tersebut,” tegas dia.
Hal itu diamini Dosen Prodi Komunikasi Digital & Media SV IPB University, Willy Bachtiar.
Kata dia, semenjak pandemi Covid-19, adanya pergeseran pola pikir, pola sikap dan pola tindakan masyarakat dalam akses dan distribusi informasi.
“Masyarakat saat ini dapat dikatakan sebagai masyarakat digital,” kata dia.
Namun, Willy berharap, sebelum masyarakat tumbuh menjadi masyarakat digital, diperlukan pengetahuan terkait 4 pilar literasi digital yang harus diketahui masyarakat.
Empat pilar literasi digital ini seperti digital skill, atau kemampuan individu dalam mengetahui, memahami dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK, digital culture atau kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa dan membangun wawasan kebangsaan dan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, digital ethics atau kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, memeprtimbangkan dan mengembangkan tata Kelola etika digital, jug digital safety, yaitu kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, dan meningkatkan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.
“Semoga selanjutnya masyarakat dapat menerapkan 4 pilar literasi digital,” beber Willy.
Sementara itu, Dirut PT Ruang Ide Komunikasi, Iwan Setiawan pun mengatakan, dunia digital memang memberikan dampak positif dan negatifnya.
Namun, kata Iwan, itulah tantangan yang harus dihadapi. Tidak hanya berdampak pada aspek sosial budaya, tapi juga sudah berdampak pada aspek lainnya.
“Tantangan pada era digital telah pula masuk ke dalam berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan, keamanan, dan teknologi informasi itu sendiri,” tutup Iwan.