Kota Bogor (ANTARA) - Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Bogor, Jawa Barat bekerja sama pemerintah setempat mendiskusikan peran kuat media informasi berbagai platform media sosial sebagai corong publikasi yang saat ini mudah diterima masyarakat.
Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Diskominfo Kota Bogor Abdul Manan Tampubolon, saat menjadi pembicara dalam kegiatan diskusi Pengelolaan Media Informasi dan Komunikasi pada Layanan Publik, Kamis, mengatakan media sosial merupakan salah satu kanal yang dapat menyajikan informasi dalam kemasan kreatif dan digandrungi pengguna media sosial.
"Jadi untuk memberikan laporan kinerja yang semula menggunakan narasi yang resmi, contohnya di Pemerintah Kota Bogor kita menggunakan video singkat yang disebar di media sosial dan yang lebih rinci di media massa," katanya.
Baca juga: Ditjem Imigrasi terapkan pembayaran visa secara online
Di dalam diskusi ini Manan didampingi narasumber dari kalangan kreator konten Erisa Fadilla yang dimoderatori oleh Kepala Seksi Teknologi Informasi dan Komunikasi Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Bogor Hasan.
Hadir dalam kegiatan ini, perwakilan 26 perwakilan humas instansi pemerintah, lembaga dan universitas serta enam orang perwakilan jurnalis di Kota Bogor.
Manan menyebut saat ini terdapat 191 juta pengguna media sosial yang 90 persen di antaranya adalah pengguna Youtube dan Instagram. Sementara, pengguna media sosial Tiktok juga mulai tumbuh 37 persen di Jakarta dan Jawa Barat.
Baca juga: Kemenkumham resmi luncurkan e-VoA permudah layanan imigrasi bagi wisatawan luar negeri
Ia mengemukakan penyajian informasi saat ini perlu mengikuti perkembangan zaman, baik dari sisi media maupun penyajian konten.
Dalam penyajian konten, kata dia, pengalaman Pemerintah Kota Bogor saat ini memilih sudut pandang gambar dan video yang mengajak masyarakat dapat melihat capaian kinerja pemerintah langsung dari lokasi-lokasi fasilitas publik.
Pemerintah Kota Bogor berusaha meraih pengguna informasi berdasarkan masing-masing platform media sosial yang ada agar informasi tersampaikan dengan baik.
Baca juga: Imigrasi amankan dua orang WNA China diduga rencanakan unjuk rasa tolak KTT G20
Selain konten, lanjutnya, riset mengenai pengguna platform media sosial sangat diperlukan agar tepat sasaran, mulai dari umur karakter interaksi yang sering dilakukan mereka.
Kemudian, penyajian-penyajian konten tersebut sering kali memancing respon pengguna media sosial dan akhirnya menjadi berita yang disajikan media massa
"Informasi-informasi yang kami sampaikan di media sosial juga kembali ke media massa, karena tanpa media massa kami tetap tidak lengkap," katanya.
Baca juga: Kemenkumham tindak tegas setiap orang asing coba ganggu KTT G20 di Bali
Imigrasi Bogor diskusi penguatan media informasi layanan publik
Kamis, 8 Desember 2022 22:51 WIB