Jakarta (ANTARA) - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan ESQ Leadership Centre menggelar Pelatihan Change Leader Batch 1 untuk 35 peserta dari Pejabat Eselon 3 dan Analis Madya di Lingkungan Kemendagri.
Kegiatan ini bertujuan untuk penerapan budaya kerja BerAKHLAK yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif kepada Pegawai Negeri Sipil lingkup Kemendagri. Maka dari itu perlu Change Leader, agar menjadi pembimbing bagi Change Agent untuk memonitor berjalannya Action Plan.
"Change atau berubah itu filosofinya seperti Superman. Kata-kata berubah mengandung harapan yang luar biasa. Bicara soal perubahan, saya teringat dengan Park Chung Hee (mantan Presiden Korea Selatan tahun 1963) yang bisa bangkit bahkan bersaing dengan Jepang," kata Sekretaris Jenderal Kemendagri Suhajar Diantoro dalam keterangannya, Selasa.
Padahal dulu Korea dan Jepang ini memiliki kehancuran atau kondisi yang sama. Lalu bagaimana cara mengejar Jepang? Park Chung Hee mengubah mindset seluruh pimpinan dan rakyatnya.
Baca juga: Kemendagri dorong Pemda selesaikan peta batas desa
Bahkan, kata Suhajar kondisi Korea dan Indonesia saat itu hampir sama, namun Korea melakukan change atau perubahan secara melesat misalnya kerja 20 jam dalam sehari.
Untuk itu, kawan-kawan yang dipanggil dan terpilih hari ini diharapkan berada di kelompok sepertiga dari tubuh organisasi kita yang siap untuk memimpin perubahan ini. Supaya orang yang sepertiganya lagi bisa melihat kita untuk ikut berubah. Dan sepertiganya lagi bisa mengubah orang yang awalnya ragu secara perlahan akan menemukan pembuktian bahwa ternyata bisa melakukan perubahan menjadi lebih baik.
Agar harapan tersebut terwujud, pria asal Karimun itu mempersiapkan para Eselon 3 ini agar menjadi pemimpin yang mampu mengelola kewenangan (pelayanan), mampu mengambil keputusan dengan tepat, serta mempertanggungjawabkannya.
"Seseorang yang mempunyai kewenangan itulah yang disebut pemimpin. Kepemimpinan itu bukanlah kesewenang-wenangan namun kepemimpinan itu adalah kewenangan melayani. Nah, ketika menjadi pemimpin itu harus hati-hati dalam mengambil keputusan, karena semuanya akan dipertanggungjawabkan. Pemimpin yang tidak bertanggungjawab akan tersisih oleh waktu," katanya.
Baca juga: Kemendagri gelar rakernas forsesdasi 2022 gandeng ESQ secara Hybrid
"Sebagai role model, tugas utama seorang pemimpin adalah mendidik (seperti guru). Bapak dan ibu yang Eselon 3 berarti mendidik para Eselon 4 dengan menjernihkan pola pikir mereka salah satunya. Agar membuat dunia menjadi lebih baik. Tugas berikutnya adalah menjadi pemimpin yang teladan. Konsepnya adalah ubah dulu diri kita baru mengubah yang lain,” tuturnya.
Suhajar Diantoro berharap para peserta bisa memahami tugas serta tanggung jawab sebagai change leader dan mendapatkan pembekalan keterampilan praktis yang diperlukan.
Founder ESQ Group Ary Ginanjar Agustian mengatakan saya kira apa yang disampaikan oleh Pak Suhajar sudah sangat cukup, jadi saya hanya mencoba membingkai dan menggambar supaya lebih mudah dipahami oleh semuanya apa yang disampaikan oleh Pak Sekjen.
"Apa yang disampaikan oleh beliau itu memacu semangat kita saat berbicara tentang Korea," kata Ary melalui zoom meeting.
Nampak dari layar, pria mantan ASN itu membagikan foto saat Korea berada di 50 Tahun lalu. Dulu, warga Korea perkapitanya hanya 67 dolar AS dan seketika melejit di tahun 2016 yaitu 35.000 dollar.
Baca juga: Kemendagri apresiasi ESQ bantu pemerintah wujudkan ASN BerAKHLAK
"Apa yang dilakukan mereka supaya bisa menjadi Superman seperti Park Chung Hee agar bisa terbang? Korea terbang menjadi global player atau pemain dunia dan bisa mengalahkan Jepang. Indonesia juga harus seperti itu," ungkapnya
Korea yang saat itu dipimpin oleh Park Chung Hee memegang teguh misi dan nilai-nilainya supaya bisa maju. Mereka memegang 2 kekuatan yaitu misinya adalah Urinara (demi bangsaku), serta core valuesnya yakni diligence, self help, cooperation. Dan sekarang Indonesia juga punya 2 kekuatan itu. Misinya adalah Bangga Melayani Bangsa dan nilai nilainya adalah BerAKHLAK.
"Tentu, Kemendagri sudah memiliki visi misi dan target. Bicara soal Renstra pun, strategi sudah dicanangkan oleh Pak Menteri, struktur telah disiapkan oleh pemerintah, sistem pun sudah. Namun 70 persen kegagalannya itu bukan sebelah kiri melainkan sebelah kanan yaitu karakter, nilai, dan keyakinan," ucap Ary.
Kemendagri dan ESQ bekali pejabat internalisasi BerAKHLAK
Selasa, 4 Oktober 2022 19:13 WIB
Change atau berubah itu filosofinya seperti Superman. Kata-kata berubah mengandung harapan yang luar biasa.