Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama (Kemenag) menyatakan wafatnya mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Buya Ahmad Syafii Maarif di Yogyakarta pada Jumat pagi menjadi duka bagi bangsa Indonesia karena kehilangan pemikir sekaligus penulis produktif bangsa.
“Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Saya dan atas nama jajaran Ditjen Bimas Islam turut berbela sungkawa yang sedalam-dalamnya. Indonesia telah kehilangan seorang tokoh pemikir bangsa dan penulis produktif hingga usia lanjut,” kata Sekretaris Ditjen Bimas Islam Kemenag M. Fuad Nasar dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Jumat.
Sembari menyampaikan rasa duka yang mendalam, Fuad menuturkan Syafii Ma’arif adalah sosok guru bangsa yang langka untuk dijumpai pada masa sekarang ini. Beliau merupakan figur intelektual yang mampu mempertautkan dunia pemikiran Timur dan Barat.
Selama masa hidupnya, Fuad menjelaskan bahwa Syafii Ma’arif selalu memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap moralitas bangsa dan teguh memegang prinsip kebenaran. Syafii dikenang sebagai seorang cendekiawan dan tokoh Muslim yang memiliki garis sikap dan pendirian yang mandiri serta independen
Pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah tahun 1998-2005, juga dikenal memiliki sifat yang sederhana, jujur serta tulus dalam berbakti memberikan yang terbaik pada kepentingan umat serta bangsanya.
Fuad turut menambahkan, obsesi Beliau terhadap Islam yang berkemajuan dan Indonesia yang bermartabat, sungguh luar biasa. Segalanya telah terekam dalam berbagai artikel atau tulisannya di media massa.
“Semoga almarhum husnul khatimah, diterima amal ibadahnya, diampuni kesalahannya, dilapangkan kuburnya, dan ditempatkan di jannatun na'im,” kata Fuad.
Sebelumnya, Buya Ahmad Syafii Ma’arif dikabarkan telah tutup usia pada Jumat pukul 10.15 WIB. Pria yang akrab disapa Buya Syafii, itu meninggal di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gampin, Sleman, DI Yogyakarta.
Baca juga: Buya Syafii Maarif meninggal dunia
Baca juga: Presiden Jokowi Perlu Menteri Yang Kuat