“Sehingga nanti ke depan menjadi salah satu destinasi yang lebih dikenal, banyak yang datang dan ujung-ujungnya warga mendapatkan berkah," kata Bima Arya saat panen padi di lokasi wisata sawah Mulyaharja, Selasa.
Bima Arya meminta agar titik-titik yang menjadi andalan wisata itu mulai untuk direalisasikan secara perlahan sesuai dengan komunikasi yang sebelumnya disampaikan, seperti saung-saung kecil, tempat istirahat, spot foto dan yang lain.
Baca juga: PHRI Bogor waspadai penyebaran Omicron
Ia berkomitmen mengalokasikan anggaran yang perlu dan memungkinkan untuk wisata edukasi pertanian itu.
Mulyaharja disebut Bima Arya sebagai surga yang tersisa di Kota Bogor terus didorong untuk melengkapi fasilitas wisata agar ekonomi warga juga segera ikut berkembang.
Ketua Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) itu rutin mengikuti tradisi panen padi yang disebut 'Mipit Amit Ngala Menta Panen Pare'.
Lahan persawahan yang kali ini dipanen seluas 2 hektar dengan volume padi sebanyak 7 ton per hektar varietas IR 32.
Baca juga: Ganjil genap diberlakukan antisipasi penyebaran Omicorn di tempat wisata
Bima ingin potensi wisata alam yang ditawarkan Kota Bogor di tengah hiruk pikuk kota, bisa menarik wisatawan bagaikan 'surga yang tersisa'.
Tak kalah dengan Ubud di Bali, menurutnya sawah di Mulyaharja menjadi destinasi yang unik di tengah kota.
Ketika memanen padi verietas IR 32, Wali Kota Bogor itu menitipkan sejumlah pesan kepada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) dan aparatur wilayah Bogor Selatan yang mendampingi.
DKKP diminta agar berkolaborasi dengan semua pihak terkait dalam membantu warga yang memanfaatkan lahan yang ada, salah satunya mengaplikasikan pupuk organik untuk lebih mendukung potensi yang ada, seperti Kelompok Wanita Tani (KWT), Kelompok Tani Dewasa (KTD) dan lainnya agar lebih dikuatkan melalui kolaborasi.
Baca juga: Bima Arya akan promo panen raya padi organik Mulyaharja ke Mentan atau Menparekraf
Pihak kecamatan Bogor Selatan yang ditunjuk menjadi penampung komunikasi atau Bima sebut sebagai 'dirigen', agar jika ada kebutuhan dan sentuhan fisik yang diperlukan dalam pengembangan tempat wisata itu bisa langsung berkoordinasi dengan dinas terkait.
Lahan pertanian di Kota Bogor bukan saja hanya dijaga, bahkan diharapkan bisa ditambah lagi mana yang bisa jadi lahan persawahan.
"Jadi jangan sampai berkurang, kalau bisa bertambah," katanya.