Magelang (Antara Megapolitan) - Tiga pendesain asal Yogyakarta memborong juara pertama hingga ketiga dalam sayembara desainer sandal Candi Borobudur yang diselenggarakan Balai Konservasi Borobudur dengan PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko.
Pengumuman para pemenang dilaksanakan di Hotel Manohara, kompleks Candi Borobudur, Sabtu (10/10) malam, sebagai Juara I Toyibah Kusuma Pertiwi, Juara II Puspita Sari Darsono, dan Juara III Muhammad Iqbal Agus Saputro.
Harapan I Dewi Susanti dari Bandung dan Harapan II Wahyu Srihaptomo dari Solo.
Kepala Balai Konservasi Borobudur Marsis Sutopo mengatakan bahwa Candi Borobudur sebagai situs warisan dunia harus terus dijaga kelestariannya.
"Sebagai monumen dengan batu andesit sebagai struktur utamanya merupakan alasan utama mengapa Candi Borobudur saat ini masih dapat disaksikan kemegahannya," katanya.
Ia menuturkan bahwa berjuta-juta orang yang kagum terhadap candi itu telah berkunjung dan menjejakkan kakinya di atas struktur batu andesit penyusun candi. Relatif banyaknya orang berkunjung dan menaiki candi, ternyata meninggalkan jejak-jejak kerusakan pada batu struktur candi.
Jejak-jejak kerusakan tersebut, antara lain adanya keausan batu, khususnya pada tangga dan lantai Candi Borobudur
Menurut dia, aktivitas pengunjung candi yang bermacam-macam ternyata menyebabkan beberapa batu yang sering dilalui menjadi aus atau rusak, struktur batu paling rentan rusak adalah struktur batu penyusun tangga candi.
Guna melindungi dan meminimalisasi kerusakan serta keausan pada batu Candi Borobudur, kata dia, diselenggarakan sayembara desain sandal untuk digunakan di Candi Borobudur.
"Tujuan sayembara ini untuk mencari model alas kaki yang aman bagi batu Candi Borobudur juga sesuai dan nyaman digunakan pengunjung," katanya.
Juara Sayembara Desain Sandal Borobudur
Minggu, 11 Oktober 2015 6:20 WIB
Sebagai monumen dengan batu andesit sebagai struktur utamanya merupakan alasan utama mengapa Candi Borobudur saat ini masih dapat disaksikan kemegahannya.