Dedeh Erawati persiapkan diri untuk ikut turun di World Masters Games 2022
Sabtu, 11 September 2021 10:28 WIB
Mantan atlet nasional itu menyebut World Masters Games adalah ajang penting bagi atlet senior yang masih aktif berkompetisi.
Jakarta (ANTARA) - Dedeh Erawati terus mempersiapkan diri untuk menghadapi multievent internasional di World Masters Games 2021 yang dijadwalkan bergulir di Kansai, Jepang, pada 13-29 Mei 2022.
Mantan atlet nasional itu menyebut World Masters Games adalah ajang penting bagi atlet senior yang masih aktif berkompetisi.
"Sama seperti Olimpiade, World Masters Games bergulir empat tahun sekali. Bukan hanya dari atletik, tetapi cabang olahraga lainnya juga dipertandingkan," kata Dedeh Erawati kepada ANTARA, Sabtu.
World Masters Games edisi ke-10 ini untuk kali pertama bergulir di Asia. Sebelumnya, ajang ini dijadwalkan bergulir tahun 2021, namun karena kondisi pandemi COVID-19 akhirnya dijadwal ulang menjadi tahun depan.
Diperkirakan sebanyak 50.000 atlet dari berbagai dunia akan turut serta dalam ajang yang mempertandingkan 59 disiplin dari 35 cabang olahraga tersebut.
Untuk itu, Dedeh pun sangat menantikan ajang masters paling bergengsi tersebut. Perempuan yang pernah pentas di nomor lari gawang 100m putri Olimpiade Beijing 2008 itu pun terus memaksimalkan persiapan.
"Rencana ingin berangkat sambil mencari sponsor dan lain-lain. Saya juga terus berlatih, sekalian agar tetap sehat dan bugar," kata Dedeh yang kini berusia 42 tahun.
Baca juga: Pelari Marcell Jacobs mengambil jeda dari kompetisi hingga akhir tahun
Baca juga: Persaingan ketat, Mohammad Zohri dalam kepungan spinter di bawah 10 detik
Sebelum bertolak ke Jepang, perempuan asal Sumedang itu juga berencana akan melakukan persiapan akhir dengan turun dalam kejuaraan internasional di Asia atau Asia Tenggara.
"Namun masih menunggu jadwal. Karena situasi saat ini masih dalam masa pandemi COVID-19, sebelumnya banyak ajang yang batal atau tertunda," katanya.
"Paling tidak tahun depan mungkin pada Februari, saya harus try out. Performa harus tetap dijaga. Saya ingin tetap mempertahankan apa yang diraih sebelumnya," Dedeh menuturkan.
Dalam kesempatan ini, Dedeh juga berharap pemerintah lebih memperhatikan atlet-atlet senior yang masih aktif berkompetisi di level internasional.
Baca juga: Muhammad Zohri finis kelima dengan catatan waktu 10,26 detik
"Kami atlet senior juga turun di ajang yang diakui dunia. Artinya, kami juga berjuang untuk bisa membuat Indonesia Raya berkumandang, Merah Putih berkibar," kata Dedeh.
"Dengan adanya Desan Besar Olahraga Nasional (DBON) bisa menjadi harapan baru bagi kami atlet masters. Pokoknya harapannya kalau grand desain berarti menyeluruh mulai usia nol hingga sepanjang usia," ujar Dedeh.
Mantan atlet nasional itu menyebut World Masters Games adalah ajang penting bagi atlet senior yang masih aktif berkompetisi.
"Sama seperti Olimpiade, World Masters Games bergulir empat tahun sekali. Bukan hanya dari atletik, tetapi cabang olahraga lainnya juga dipertandingkan," kata Dedeh Erawati kepada ANTARA, Sabtu.
World Masters Games edisi ke-10 ini untuk kali pertama bergulir di Asia. Sebelumnya, ajang ini dijadwalkan bergulir tahun 2021, namun karena kondisi pandemi COVID-19 akhirnya dijadwal ulang menjadi tahun depan.
Diperkirakan sebanyak 50.000 atlet dari berbagai dunia akan turut serta dalam ajang yang mempertandingkan 59 disiplin dari 35 cabang olahraga tersebut.
Untuk itu, Dedeh pun sangat menantikan ajang masters paling bergengsi tersebut. Perempuan yang pernah pentas di nomor lari gawang 100m putri Olimpiade Beijing 2008 itu pun terus memaksimalkan persiapan.
"Rencana ingin berangkat sambil mencari sponsor dan lain-lain. Saya juga terus berlatih, sekalian agar tetap sehat dan bugar," kata Dedeh yang kini berusia 42 tahun.
Baca juga: Pelari Marcell Jacobs mengambil jeda dari kompetisi hingga akhir tahun
Baca juga: Persaingan ketat, Mohammad Zohri dalam kepungan spinter di bawah 10 detik
Sebelum bertolak ke Jepang, perempuan asal Sumedang itu juga berencana akan melakukan persiapan akhir dengan turun dalam kejuaraan internasional di Asia atau Asia Tenggara.
"Namun masih menunggu jadwal. Karena situasi saat ini masih dalam masa pandemi COVID-19, sebelumnya banyak ajang yang batal atau tertunda," katanya.
"Paling tidak tahun depan mungkin pada Februari, saya harus try out. Performa harus tetap dijaga. Saya ingin tetap mempertahankan apa yang diraih sebelumnya," Dedeh menuturkan.
Dalam kesempatan ini, Dedeh juga berharap pemerintah lebih memperhatikan atlet-atlet senior yang masih aktif berkompetisi di level internasional.
Baca juga: Muhammad Zohri finis kelima dengan catatan waktu 10,26 detik
"Kami atlet senior juga turun di ajang yang diakui dunia. Artinya, kami juga berjuang untuk bisa membuat Indonesia Raya berkumandang, Merah Putih berkibar," kata Dedeh.
"Dengan adanya Desan Besar Olahraga Nasional (DBON) bisa menjadi harapan baru bagi kami atlet masters. Pokoknya harapannya kalau grand desain berarti menyeluruh mulai usia nol hingga sepanjang usia," ujar Dedeh.