Pembungaan lebih awal menunjukkan perubahan iklim, kata Yasuyuki Aono, seorang profesor ilmu lingkungan di Universitas Prefektur Osaka, yang telah mengumpulkan database catatan bunga mekar penuh selama berabad-abad.
Baca juga: Jepang pertimbangkan pangkas jumlah pengunjung Olimpiade
Suhu global pada tahun 2020 termasuk yang tertinggi dalam catatan dan menyaingi 2016 sebagai tahun terpanas yang pernah ada, menurut data internasional yang dikumpulkan oleh Organisasi Meteorologi Dunia dan dirilis pada Januari tahun ini.
"Saat suhu naik, permulaan proses berbunga lebih awal," kata Aono kepada Reuters dalam wawancara Zoom.
Catatan Universitas Osaka termasuk dokumen istana dari Kekaisaran Kyoto, ibu kota kuno Jepang, serta buku harian abad pertengahan.
Bunga sakura memiliki akar sejarah dan budaya yang panjang di Jepang, menandai musim semi serta menginspirasi seniman dan penyair selama berabad-abad.
Baca juga: Kirab obor Olimpiade berikan harapan bagi pembuat bendera di Fukushima
Di zaman modern, orang berkumpul di bawah bunga sakura setiap musim semi untuk pesta hanami (melihat-lihat bunga) yang sering kali disemarakkan dengan sake dan dapat berlangsung selama berhari-hari.
Dengan keadaan darurat untuk mengekang infeksi virus corona yang dicabut di semua wilayah negara banyak orang berbondong-bondong ke lokasi tontonan populer akhir pekan lalu, meskipun jumlahnya lebih rendah dari tahun-tahun normal.
Kyoto, bukan lagi ibu kota Jepang tetapi suar budaya dan perilaku Jepang, telah lama terkenal dengan kuil dan bunganya, yang menjadi alat berharga untuk mengamati perubahan suhu rata-rata dalam jangka panjang.
Baca juga: Ada angka-angka unik dalam kirab Obor Olimpiade
Ilmuwan sering menunjuk pada masa berbunga lebih awal dari spesies seperti bunga sakura sebagai indikator pemanasan global. Rekor Kyoto digambarkan dalam sebuah penelitian sebagai "mungkin rekor tahunan terpanjang" dari siklus kehidupan biologis dari mana pun di dunia.
Sumber: Reuters.