Purwakarta, (Antara Megapolitan) - Pengembangan seni dan budaya daerah tidak harus ditandai dengan pembangunan gedung yang malahan akan menjadikan masyarakat umum sulit menyaksikan pertunjukan kesenian dan kebudayaan, Bupati Purwakarta, Jawa Barat, Dedi Mulyadi..
"Saat ini kita seperti terkena darurat kebudayaan. Jadi pertunjukkan seni dan budaya harus benar-benar disaksikan masyarakat secara langsung," katanya, di Purwakarta, Rabu.
Ia mengatakan, untuk melihat daerah yang fokus mengembangkan seni dan budaya, itu tidak harus dari ada atau tidaknya gedung kesenian. Gedung bukan patokan.
"Keberadaan gedung kesenian bukan tanda atau patokan bawaha daerah tertentu fokus mengembangkan seni dan budaya," kata dia.
Bupati menilai, pandangan tersebut salah kaprah. Sebab, pengembangan seni dan budaya yang hanya mengandalkan gedung kesenian itu bersifat eksklusif. Hanya orang-orang tertentu yang bisa menyaksikan sebuah pertunjukkan jika hanya mengandalkan gedung kesenian.
Dengan begitu, maka tidak bisa tersampaikan pesan yang terkandung dalam sebuah pertunjukkan seni dan budaya tersebut.
Menurut dia, supaya pesan dari sebuah pertunjukkan seni dan budaya itu sampai ke masyarakat secara langsung, maka sebuah pertunjukkan seni dan budaya harus digelar di kampung-kampung secara terbuka.
Sementara itu, ia menyatakan saat ini negara dan daerah mengalami darurat kebudayaan, karena televisi yang diharapkan mampu mencerahkan masyarakat melalui berbagai jenis acara, itu sudah tidak bisa diandalkan.
"Tayangan televisi jarang sekali yang benar-benar mendidik masyarakat. Jadi saya menyatakan darurat kebudayaan," katanya.
Sebagai upaya menciptakan tayangan yang mendidik, seharusnya pemerintah mengontrak budayawan dan seniman untuk mempertunjukkan keahliannya. Sehingga pesan dari pertunjukkan bisa sampai ke masyarakat secara langsung.
Gedung Kesenian Bukan Pertanda Pengembangan Budaya
Rabu, 13 Mei 2015 15:47 WIB
Keberadaan gedung kesenian bukan tanda atau patokan bawaha daerah tertentu fokus mengembangkan seni dan budaya.