Purwakarta, (Antara Megapolitan) - Maraknya layanan prostitusi "online" akibat tingginya gaya hidup dan sifat konsumerisme yang melanda masyarakat, kata Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.
"Anak-anak dan kalangan remaja harus memiliki benteng yang kuat agar tidak kebablasan dalam pergaulan," katanya di Purwakarta, Senin.
Ia mengaku prihatin atas maraknya layanan prostitusi "online" tersebut. Karena itu, ia mengingatkan agar para orang tua menguatkan benteng anaknya agar tidak terjebak dalam pergaulan bebas.
Dikatakannya, benteng yang perlu diperkuat bagi anak-anak dan remaja ialah pendidikan agama, pendidikan rumah dan pendidikan sekolah.
Menurut dia, agama mesti menjadi pondasi dalam setiap kehidupan masyarakat. Pendidikan rumah juga cukup penting untuk meningkatkan mental anak-anak.
Pendidikan rumah itu sendiri merupakan pendidikan yang disesuaikan dengan pribadi masing-masing anak. Anak laki-laki, ajarkan kembali soal bercocok tanam, menggembala hewan ternak, atau ajarkan soal minat dan bakatnya.
Sedangkan anak perempuan perlu disibukkan dengan kegiatan nyata seperti memasak, menjahit, dan lain-lain. Untuk pendidikan di sekolah, sudah saatnya diajarkan nilai kehidupan, tidak hanya nilai berbentuk angka pada buku raport.
Ia menilai, selama ini pembelajaran di sekolah hanya untuk meningkatkan intelektual siswa. Padahal, anak-anak sudah harus diberi pelajaran mengenai kecakapan emosional dan nilai-nilai kehidupan.
Dedi mengatakan, banyaknya kasus kenakalan kalangan pelajar menandakan kalau pola pendidikan saat ini kurang efektif. Karena itu, disarankan agar sistem pendidikan di Indonesia perlu diubah.
Sementara itu, kasus prostitusi "online" biasanya memanfaatkan media sosial sebagai sarana pemasaran atau promosi para pekerja seks komersial.
Prostitusi "Online" Marak Akibat Konsumerisme
Selasa, 12 Mei 2015 11:14 WIB
Anak-anak dan kalangan remaja harus memiliki benteng yang kuat agar tidak kebablasan dalam pergaulan.