Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa, berpotensi menguat didukung rencana paket stimulus lanjutan oleh pemerintah AS.
Pada pukul 9.56 WIB, rupiah menguat 12 poin atau 0,08 persen menjadi Rp14.888 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.900 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa, mengatakan rupiah kemarin mendapatkan tekanan karena kekhawatiran pasar terhadap perlambatan pemulihan ekonomi di Indonesia.
"Kekhawatiran ini masih bisa menjadi sentimen negatif untuk pergerakan rupiah hari ini," ujar Ariston.
Baca juga: Emas naik 16 dolar, setelah dolar AS jatuh
Tapi di sisi lain, lanjut Ariston, dolar AS yang mulai tertekan sejak kemarin bisa menjadi pendorong penguatan rupiah terhadap dolar AS.
Menurut Ariston, pelemahan dolar AS dipicu oleh kelanjutan rencana stimulus paket dua AS dengan proposal terbaru senilai 2,2 triliun dolar AS dari Partai Demokrat yang akan dirundingkan dengan Partai Republik.
"Stimulus AS ini akan membantu pemulihan ekonomi di AS dan memberikan sentimen positif ke pasar aset berisiko," kata Ariston.
Ia menambahkan rupiah berpotensi berbalik menguat bila sentimen pelemahan dolar AS berlanjut.
Ariston memperkirakan hari ini rupiah bergerak di kisaran Rp14.800 per dolar AS hingga Rp14.950 per dolar AS.
Pada Senin (28/9) kemarin, rupiah ditutup melemah 27 poin atau 0,18 persen menjadi Rp14.900 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.873 per dolar AS.
Kurs Rupiah berpotensi menguat didukung paket stimulus lanjutan AS
Selasa, 29 September 2020 13:28 WIB
Pada pukul 9.56 WIB, rupiah menguat 12 poin atau 0,08 persen menjadi Rp14.888 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.900 per dolar AS.