Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengoptimalkan keberadaan lahan mangrove di Pangandaran, Jawa Barat, sebagai lokasi edukasi dan wisata, melalui program Smart Fisheries Village (SFV).
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDMKP) KKP I Nyoman Radiarta mengatakan program SFV mangrove berada dalam Kawasan Bulaksetra seluas 17,5 hektare itu dijalankan oleh unit pelaksana teknis (UPT) Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Tegal.
“Sumber daya alam yang melimpah, sumber daya manusia yang tersedia, dan pendanaan untuk di elaborasi dalam proses bisnis, diharapkan menjadikan SFV Babakan sebagai kawasan eduwisata dengan penerapan teknologi informasi yang berkelanjutan," kata Nyoman di Jakarta, Selasa.
Dia menyampaikan, SFV Babakan menjadi lokasi pemanfaatan aset yang dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran mengenai kelautan, konservasi, dan program mangrove asuh yang ditujukan agar masyarakat mau menanam mangrove dengan mengoptimalkan Teaching Factory (TEFA).
Selain itu, sebagai lokasi percontohan untuk kegiatan penyuluhan, dan lokasi untuk kegiatan pendidikan dan pelatihan melalui eduwisata konservasi mangrove.
Baca juga: Menjaga mangrove, si perisai hijau, untuk meredam tsunami
Baca juga: Lahan mangrove mati di Kaltim bisa dikelola untuk perikanan
Baca juga: Hakim Lingkungan Tiongkok tinjau ekosistem mangrove