Jakarta (ANTARA) - Langkah PT TransJakarta yang memulai uji coba bus listrik di ibukota dalam upaya mengurangi polusi udara di Jakarta mendapat apresiasi dari Institute for Essential Services Reform (IESR), sebuah lembaga think-tank di bidang energi dan lingkungan yang ikut mendorong transformasi menuju sistem energi berkelanjutan.
"Inisiatif yang dilakukan oleh TransJakarta ini sangat positif, dan harus kita berikan apresiasi. Hasil uji coba ini tentunya akan sangat bermanfaat, tidak saja hanya menyangkut hal-hal teknis bus listrik tersebut, tapi juga bisa dipakai untuk melihat dan mengkaji banyak aspek, misalnya mendesain pola charging yang sesuai dengan kebutuhan dan mengestimasi kesanggupan infrastruktur kelistrikan di Jakarta untuk menerima lonjakan permintaan," kata Julius C Adiatma, Clean Energy Specialist & Idoan Marciano, Energy and Electric Vehicles Technology Specialist IESR dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Baca juga: 2.000 bus listrik mulai diproduksi tahun depan
Namun Julius memberikan sejumlah catatan terkait uji coba bus listrik ini. Menurutnya, salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam uji coba ini adalah pembandingan situasi sekarang (terkait pandemi) dengan kondisi riil pada situasi normal nantinya.
Tentunya akan berbeda, baik dari segi jumlah penumpang, kondisi lalu lintas, mungkin juga jumlah trip per hari. Ini akan berpengaruh terhadap konsumsi listriknya, jadi perlu dikalibrasi hasil dari uji coba ini supaya sesuai dengan kondisi normal, ujarnya.
Selain itu, ia juga berharap PT TransJakarta melibatkan merk lain yang juga sudah siap. Julius berharap pemerintah bisa mempercepat proses perizinan untuk tipe dan merk bus yang lain, supaya juga bisa dipakai ujicoba. "Jadi ada perbandingan beberapa merk bus listrik, karena masing-masing pasti performanya berbeda-beda," katanya.
Baca juga: Pemerintah ingin kurangi pencemaran udara dengan kendaraan listrik
Seperti diketahui, saat ini PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) sedang melakukan uji coba bus listrik rute Balai Kota - Blok M dengan mengangkut pelanggan selama tiga bulan sejak minggu pertama bulan Juli lalu.
Perusahaan angkutan daerah Jakarta ini menguji coba operasi dua unit armada pemegang merek BYD untuk melihat kecocokan armada listrik di layanan PT Transjakarta. PT Bakrie Autoparts sebagai agen BYD di Indonesia membawa dua unit bus single low entry tipe K9 dan bus medium type C6 pada uji coba tersebut.
Kedua bus BYD ini memiliki daya baterai yang tahan lama dengan jarak tempuh diperkirakan mencapai 250 kilometer sebelum baterainya harus diisi ulang, dengan durasi pengecasan kurang dari empat jam setiap harinya.
Baca juga: Indonesia siap jadi produsen kendaraan listrik dan industri baterai lithium
Kepala Divisi Teknik dan Pengembangan Bus Listrik PT TransJakarta Ery Priwan dalam suatu kesempatan mengatakan pihaknya melakukan uji coba terhadap bus listrik secara ketat, sebagai upaya untuk memastikan kendaraan tersebut benar-benar aman dan nyaman untuk pengemudi dan penumpang.
"Sebelum mengadakan uji coba di jalan raya, kami sudah melakukan pra-uji coba di wilayah yang tidak padat kendaraan seperti di Taman Monas dan Taman Mini Indonesia Indah. Ternyata hasilnya positif, bus tersebut laik untuk diuji coba di jalan raya," kata Ery.
Sekretaris Perusahaan dan Humas PT TransJakarta, Nadia Diposanjoyo mengatakan seluruh bus listrik yang nantinya akan dioperasikan oleh PT TransJakarta diharapkan memiliki banyak keunggulan. Mulai dari tidak ada polusi, biaya perawatan lebih murah, kekuatan baterai tahan lama, hingga konsep green city yang sejalan dengan cita-cita Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menuju 4.0, kata Nadia.
Uji coba bus listrik di ibukota untuk kurangi polusi di Jakarta dapat apresiasi
Minggu, 30 Agustus 2020 17:52 WIB
Inisiatif yang dilakukan oleh TransJakarta ini sangat positif, dan harus kita berikan apresiasi.