Jakarta, (Antaranews Bogor) - Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia berkomitmen membantu kerja-kerja pemerintah dalam menyejahterakan rakyat melalui aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai kompetensi yang dimilikinya.
"Dengan potensi besar yang kami miliki bisa menjadikan Iptek sebagai lokomotif kemajuan Indonesia," kata Ketua Umum Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI) Dr Warsito P Taruno, M. Eng di Jakarta, Selasa.
Ia menjelaskan guna mengevaluasi program kerja seluruh elemen MITI selama tahun 2014, pihaknya melakukan Rakernas pengurus pusat MITI yang menjadi agenda akhir tahun, yang berlangsung di Rumah Aspirasi MITI, Alam Sutera, Tangerang, Provinsi Banten.
Rakernas itu dihadiri oleh pengurus pusat MITI, MITI Officer, MITI Klaster Mahasiswa, dan MITI Profesi.
Warsito mengatakan semua anggota MITI mengemban tugas sebagai jembatan kesejahteraan rakyat secara global.
"Karena itu, anggota MITI harus menjadi garda terdepan sebagai agen transformasi nasional berbasis ilmu pengetahuan," kata ilmuwan penemu alat pemindai aktivitas otak 4D Brain Activity Scanner berbasis Electrical Capacitance Volume Tomography/ECVT (tomografi kapasitansi listrik berbasis medan listrik statis), teknologi yang jauh lebih canggih dibandingkan CT-Scan.
Ia menegaskan bahwa kehadiran MITI untuk membantu kerja-kerja pemerintah dalam menyejahterakan rakyat adalah bagaimana MITI bisa menjadi sumber kehidupan rakyat melalui aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Itu adalah tugas besar dengan potensi yang dimiliki oleh MITI," katanya.
Sejak didirikan pada 2004, katanya, sebagai LSM berbasis Iptek beranggotakan 300 doktor dari berbagai belahan dunia, MITI telah mengusung beragam program.
Di tingkat mahasiswa, MITI Klaster mahasiswa telah memperkuat basis jaringan bekerja-sama dengan kelompok-kelompok studi mahasiswa, di mana tidak kurang dari 79 kampus di seluruh Indonesia dan juga mahasiswa Indonesia yang sedang studi di berbagai negara di luar negeri.
Program MITI yang utama dalam rangka bekerja sama dengan kelompok studi mahasiswa dari universitas seluruh Indonesia bertujuan mendorong peningkatan kualitas akademik, kemampuan penelitian kelas dunia serta penerapan teknologi tepat guna di masyarakat guna meningkatkan nilai tambah ekonomi di kalangan masyarakat.
Dengan program kerja Virtual Research Laboratory (VRL) yang memfasilitasi penelitian mahasiswa program sarjana hingga doktor di dalam maupun luar negeri, penghargaan "Neuron Award" bagi mahasiswa yang memiliki inovasi, Gebyar Inovasi Pemuda Indonesia, dan program lain, MITI ingin membangun lingkungan ilmiah bagi mahasiswa.
Gebyar Inovasi Pemuda Indonesia yang diselenggarakan Maret 2014 di Universitas Gadjah Mada (UGM), katanya, berhasil mengajak pemuda potensial Indonesia baik di dalam maupun luar negeri untuk berkomitmen dalam "Deklarasi Pemuda Indonesia Untuk Pembangunan Bangsa Berbasis Iptek".
Nilai tambah ekonomi
Di tingkat nasional, Deputi Pemberdayaan Industri dan Sektor Privat MITI terus mendorong terimplementasikannya kebijakan Iptek yang kondusif untuk meningkatkan nilai tambah sektor perekonomian guna mendukung pembangunan nasional secara luas.
Pada 2014, Business Technology Incubation Center (BTIC) MITI menampung 20 "tenant" UMKM dalam skema program "Virtual Office" dan berhasil menginkubasi beberapa inovasi teknologi menjadi unit bisnis.
Sedangkan Regional Development Center (RDC) MITI juga mendampingi pengembangan UMKM di beberapa daerah didukung dengan platform inkubasi bisnis "online" Galeri Inovasi Teknologi.
MITI melalui Deputi Kajian dan Kebijakan terus mendorong kebijakan nasional untuk peningkatan produktivitas di sektor industri dengan memanfaatkan perkembangan teknologi guna peningkatan daya saing nasional, mengurangi ketergantungan terhadap kekayaan alam yang tidak terbarukan dan membatasi eksploitasi terhadap sumber daya alam secara berlebihan.
Dalam kaitan itu, pengembangan "website" dan majalah "Beranda MITI" menjadi jembatan informasi inovasi teknologi dan edukasi kepada masyarakat.
Gerakan "Go Pangan Lokal" juga menjadi inisiator gerakan massa mendorong konsumsi produk-produk dalam negeri.
Ia menjelaskan berbagai riset juga telah lahir dari penelitian primer dan kajian sekunder, seperti formulasi tingkat konsumsi dalam negeri pada industri pangan dan analisis dampak kebijakan pemerintah terhadap perubahan kualitas hidup masyarakat.
Jejaring Indonesia untuk Pembangunan Hijau yang didirikan MITI pada Februari 2014 di Universitas Indonesia juga menjadi komunitas yang melahirkan usulan dan masukan terhadap kebijakan pembangungan pemerintah.
Di tingkat profesional, MITI terus mendorong munculnya wirausaha-wirausaha baru berbasis Iptek.
Mengingat karakter budaya dan bangsa serta kondisi Indonesia dengan tuntutan kemampuan bertahan hidup yang sangat tinggi, MITI meyakini bahwa budaya seperti yang berkembang di "Silicon Valley" bisa tumbuh di Indonesia.
Berbagai perusahaan teknologi tinggi seperti modern "ship design and building", "chipset design", "tomography imaging system and manufacturing", "scientific instruments", "nano-materials", "cancer therapy", "medical equipments", dan berbagai perusahaan pengembang piranti lunak "high-end" mulai eksis di tataran nasional maupun internasional tengah dibina oleh MITI melalui BTIC MITI di kawasan Alam Sutera.
Dalam kurun waktu yang tidak lama, perusahaan-perusahaan ini akan mampu mengukir prestasi memunculkan produk-produk high-tech Made In Indonesia di pasar-pasar dunia.
Tiga program besar tersebut akan terus di dorong oleh MITI, sambil berupaya membangun kerja-sama dengan seluruh potensi bangsa yang ada untuk saling bersinergi membangun Indonesia menuju "Innovation Nation", negara yang berbasis inovasi, dengan menekankan peran MITI sebagai jaringan fasilitator atau pipelines (penyalur), demikian Warsito P Taruno.
MITI bantu pemerintah sejahterakan rakyat melalui iptek
Selasa, 16 Desember 2014 12:45 WIB
"Itu adalah tugas besar dengan potensi yang dimiliki oleh MITI,"