Pemerintah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, tengah melakukan pendataan sekaligus validasi data penduduk yang berkatagori miskin ekstrem di 25 desa di daerah itu.
Kepala Bidang Pembiayaan Monitoring dan Evaluasi Bappeda setempat Ani Muthia, di Karawang, Rabu mengatakan penduduk berkatagori miskin ekstrem di 25 desa tersebut pada tahun ini akan mendapatkan bantuan tunai Rp900 ribu dari pemerintah pusat.
Namun untuk jumlah penerimanya, hingga kini belum diketahui karena Pemkab Karawang masih menunggu kiriman data dari pemerintah pusat.
Baca juga: Ratusan pelajar tawuran di Karawang ikut penataran bela negara
"Sambil menunggu kiriman data penerima dari pusat, sekarang ini kami dari pemkab sedang melakukan pendataan sekaligus validasi, sesuai dengan DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) Karawang," katanya.
Ditanya lebih lanjut mengenai jumlah data penduduk yang kini sedang divalidasi, Ani mengaku tidak mengetahui jumlahnya secara pasti.
Baca juga: Bappeda Karawang: Penduduk kategori miskin ekstrem capai 106.780 jiwa
"Kalau jumlah penduduk berkatagori miskin ekstrem di 25 desa, kita masih menunggu kiriman data dari pusat. Untuk validasi sekarang, kita mengacu data DTKS," katanya.
Sesuai dengan data Dinas Sosial Karawang, hingga Desember 2020, jumlah DTKS di Karawang mencapai 266.468 rumah tangga atau 281.570 kepala keluarga atau 860.659 anggota jiwa.
Namun, baik Dinas Sosial maupun Bappeda Karawang tidak mengetahui secara pasti jumlah penduduk miskin ekstrem yang tersebar di 25 desa. Padahal, mulai tahun ini Pemkab Karawang menyatakan program penanganan kemiskinan akan difokuskan di 25 desa tersebut, karena di 25 desa itu cukup banyak penduduk berkatagori kemiskinan ekstrem.
Baca juga: Kasus positif COVID-19 di Karawang terus menurun
Sementara itu, sebanyak 25 desa yang menjadi sasaran program kemiskinan ekstrem itu di antaranya Desa Cemarajaya, Gebangjaya, Kedungjaya, Kedungjeruk Desa Kertarahayu (Kecamatan Cibuaya) serta Desa Karyamulya, Kutaampel, Segaran, Segarjaya dan Desa Telukbango (Kecamatan Batujaya).
Kemudian Desa Kiara, Pasirjaya, Sukajaya, Sumurgede dan Desa Tegalurung (Kecamatan Cilamaya Kulon) serta Desa Kutagandok, Kutakarya, Kutamukti, Sampalan dan Desa Sindangsari (Kecamatan Kutawaluya).
Sisanya tersebar di lima desa di Kecamatan Pedes, yakni Desa Jatimulya, Karangjaya, Kertaraharja, Payungsari dan Desa Randumulya, demikian Ani Muthia.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021
Kepala Bidang Pembiayaan Monitoring dan Evaluasi Bappeda setempat Ani Muthia, di Karawang, Rabu mengatakan penduduk berkatagori miskin ekstrem di 25 desa tersebut pada tahun ini akan mendapatkan bantuan tunai Rp900 ribu dari pemerintah pusat.
Namun untuk jumlah penerimanya, hingga kini belum diketahui karena Pemkab Karawang masih menunggu kiriman data dari pemerintah pusat.
Baca juga: Ratusan pelajar tawuran di Karawang ikut penataran bela negara
"Sambil menunggu kiriman data penerima dari pusat, sekarang ini kami dari pemkab sedang melakukan pendataan sekaligus validasi, sesuai dengan DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) Karawang," katanya.
Ditanya lebih lanjut mengenai jumlah data penduduk yang kini sedang divalidasi, Ani mengaku tidak mengetahui jumlahnya secara pasti.
Baca juga: Bappeda Karawang: Penduduk kategori miskin ekstrem capai 106.780 jiwa
"Kalau jumlah penduduk berkatagori miskin ekstrem di 25 desa, kita masih menunggu kiriman data dari pusat. Untuk validasi sekarang, kita mengacu data DTKS," katanya.
Sesuai dengan data Dinas Sosial Karawang, hingga Desember 2020, jumlah DTKS di Karawang mencapai 266.468 rumah tangga atau 281.570 kepala keluarga atau 860.659 anggota jiwa.
Namun, baik Dinas Sosial maupun Bappeda Karawang tidak mengetahui secara pasti jumlah penduduk miskin ekstrem yang tersebar di 25 desa. Padahal, mulai tahun ini Pemkab Karawang menyatakan program penanganan kemiskinan akan difokuskan di 25 desa tersebut, karena di 25 desa itu cukup banyak penduduk berkatagori kemiskinan ekstrem.
Baca juga: Kasus positif COVID-19 di Karawang terus menurun
Sementara itu, sebanyak 25 desa yang menjadi sasaran program kemiskinan ekstrem itu di antaranya Desa Cemarajaya, Gebangjaya, Kedungjaya, Kedungjeruk Desa Kertarahayu (Kecamatan Cibuaya) serta Desa Karyamulya, Kutaampel, Segaran, Segarjaya dan Desa Telukbango (Kecamatan Batujaya).
Kemudian Desa Kiara, Pasirjaya, Sukajaya, Sumurgede dan Desa Tegalurung (Kecamatan Cilamaya Kulon) serta Desa Kutagandok, Kutakarya, Kutamukti, Sampalan dan Desa Sindangsari (Kecamatan Kutawaluya).
Sisanya tersebar di lima desa di Kecamatan Pedes, yakni Desa Jatimulya, Karangjaya, Kertaraharja, Payungsari dan Desa Randumulya, demikian Ani Muthia.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021