Bogor, 28/4 (ANTARA) - Institut Pertanian Bogor akan mengusulkan gedung perkuliahan di Kampus Baranangsiang, Kota Bogor, menjadi bangunan cagar budaya.

"Kampus IPB Baranangsiang diusulkan menjadi bangunan cagar budaya
dengan harapan kita selalu dapat meneladani pemikiran visioner tentang
Ilmu Pertanian Indonesia," kata Rektor IPB Prof Herry Suhardyanto di Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jumat.

Saat meresmikan gedung pendidikan IPB di Kampus Dramaga, Bogor, ia mengatakan, usulan menjadikan gedung kampus IPB Baranangsiang sebagai bagunan cagar budaya dilihat dari sejarah pembangunan gedung tersebut.

Kampus IPB Baranangsiang tersebut dibangun pada tahun 1952 dengan peletakan batu pertama dilakukan oleh Presiden RI Soekarno tepat pada tanggal 27 April pada 60 tahun silam.

Tidak hanya itu, lanjut Rektor, dibangunnya gedung perkuliahan IPB tersebut menjadi momentum berdirinya Fakultas Ilmu Pengetahuan Pertanian pertama di Indonesia.

"Momen ini menjadi tonggak sejarah bangsa Indonesia. Dalam pidato Bung Karno saat peresmian yang berjudul 'Soal hidup atau matinya bangsa Indonesia' ada dua aspek penting yakni mengenai pertanian dan pangan. Ini menjadi tantangan para generasi muda untuk bertanggung jawab mengenai masalah bangsa ini," kata Rektor.

Menurut Rektor, salah satu pemikiran visioner yang tergambar dari pidato tersebut adalah perlunya perencanaan jangka panjang dalam menyelesaikan masalah bangsa.

Tidak dengan mengambil jalan pintas dalam menyelesaikan masalah pangan pada saat itu, tapi dengan menyiapkan pemuda dengan pendidikan pertanian dan menggugah kesadaran pentingnya pangan sehingga masalah kelangkaan pangan tidak terulang pada masa yang akan datang.

Untuk menjadikan gedung perkuliahan IPB Baranangsiang sebagai bangunan cagar budaya, pihak IPB juga sudah menyiapkan sebuah gedung pendidikan baru yang desain interiornya meniru gedung yang lama.

Gedung tersebut baru saja diresmikan pendiriannya oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh bertepatan pada peringatan 60 tahun peletakan batu pertama pembangunan kampus IPB Baranangsiang.

Pembangunan gedung ruang kuliah bersama di kampus IPB Dramaga ini dengan rancangan arsitektur yang meniru rancangan arsitektur yang sama dengan kampus IPB Baranangsiang.

"Gedung ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas ruang perkuliahan dan dapat mendukung peningkatan mutu mengajar di IPB," kata Rektor.

Ia mengatakan, dengan pendidikan pertanian ini akan dihadirkan teknologi budidaya yang baik, inovasi bagi pertanian berbagai pemikiran yang menjadi dasar untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

Menurut Rektor, 60 tahun sejak pidato tersebut disampaikan, permasalahan pangan dan pertanian tampaknya relevan dengan kondisi saat ini.

Urgensinya menjadi sangat mendesak karena perubahan iklim, keterbatasan sumber daya alam, begitu pula dengan pendidikan tinggi pertanian.

"Tantangan berat terus kita hadapi dengan berkurangnya minat generasi muda untuk belajar berbagai program studi pertanian di kampus. Meskipun hal ini tidak terjadi di IPB, tapi perlu disikapi bersama kita perlu meyakini bahwa keberhasilan ketahanan pangan nasional, pertanian nasional sangat ditentukan oleh keberhasilan pembangunan sumber daya manusia," kata Rektor.

Rektor menambahkan, inilah yang menjadi "spirit" peringatan 60 tahun pertanian Indonesia yang mengajak semua kalangan untuk mengukuhkan kembali pentingnya pendidikan pertanian sebagai upaya memperkuat ketahanan dan kedaulatan pangan nasional.

"Semangat nasionalnya tersebut kami wujudkan melalui pembangunan gedung ruang kuliah bersama di kampus IPB Dramaga ini dengan rancangan arsitektur yang meniru rancangan arsitektur yang sama dengan Kampus IPB Baranangsiang," katanya.

Sementara itu, Direktur Fasilitas dan Properti IPB, Erizal, mengatakan dana pembangunan gedung tersebut sebesar Rp98,34 miliar berasal dari APBN 2011.

Gedung tersebut memiliki 26 ruang kelas dengan total kapasistas 2.500 mahasiswa, aula dengan kapasitas 400 orang, ruang administrasi, ruang dosen bimbingan dan konseling serta ruang sekretariat persatuan orang tua mahasiswa.

"Secara utuh gedung ini dibangun selama 93 hari. Kenapa kita ingin membuat gedung ini sama persis dengan gedung IPB Baranangsiang adalah untuk menghargai sejarah yang ada pada saat gedung tersebut dibangun," kata Erizal.
 


Laily R

Pewarta:

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012