Boyolali (ANTARA) - Erupsi Gunung Merapi pada Jumat tidak sampai mengganggu aktivitas sehari-hari warga desa di wilayah Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Kepala Desa Jrakah di Kecamatan Selo Boyolali, Tumar, mengatakan warga sempat panik saat mendengar suara gemuruh dari puncak Gunung Merapi pada pukul 10.56 WIB.
Namun, menurut dia, beberapa menit kemudian warga Desa Jrakah yang mayoritas petani kembali bekerja di ladang masing-masing. Desa Jrakah juga tidak kena hujan abu letusan Gunung Merapi.
Baca juga: Gunung Merapi kembali erupsi dengan tinggi kolom 5.000 meter
Baca juga: Gunung Merapi erupsi Bandara Adi Sumarmo tutup sementara
Meski demikian, Tumar mengimbau para petani yang bekerja di ladang tetap mewaspadai dampak letusan Gunung Merapi.
Desa Klakah di Kecamatan Selo juga aman dari dampak letusan Merapi, tidak kena dampak hujan abu.
Menurut Kepala Desa Klakah, Marwoto, suara letusan keras dari arah Gunung Merapi sempat terdengar di Desa Klakah, membuat warga kaget dan berlari keluar rumah.
"Warga sempat panik karena puncak Merapi tertutup kabut tebal saat kejadian. Puncak Merapi tidak terlihat, tiba-tiba asap membumbung tinggi condong ke arah barat dan selatan," katanya.
Baca juga: Gunung Merapi kembali erupsi pada Selasa pagi
Namun kepanikan warga tidak berlangsung lama. Setelah kejadian itu, warga melanjutkan aktivitas mereka sebagaimana biasa.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta melaporkan Gunung Merapi meletus pada Jumat pukul 10.56 WIB. Erupsi terekam di seismogram beramplitudo 75 mm dengan durasi tujuh menit.
Letusan Gunung Merapi tidak ganggu aktivitas warga Selo Boyolali
Jumat, 27 Maret 2020 15:22 WIB
Warga sempat panik karena puncak Merapi tertutup kabut tebal saat kejadian. Puncak Merapi tidak terlihat, tiba-tiba asap membumbung tinggi condong ke arah barat dan selatan.