Bogor (Antaranews Bogor) - Artis senior Grace Simon memilih menghabiskan waktunya untuk mengurus yayasan yang bergerak dibidang pendidikan anak tidak mampu dan putus sekolah daripada terjun ke dunia politik.
"Berkali-kali ditawarkan, tetapi tidak tertarik. Lebih baik di jalur seni dan sosial," ungkap Grace di Bogor, Selasa.
Menurut pelantun tembang "Bing", seniman seharusnya tidak berpolitik, karena baginya karya seorang seniman adalah seni.
"Sebagai seniman harus punya prinsip, kalau mencla-mencle nanti akhirnya tidak jelas mau kemana," ujar Grace.
Wanita peranakan Ambon dan Belanda ini menyatakan dirinya bukan anti politik. Baginya berseni adalah jalan baginya untuk tetap berkreativitas, tanpa harus terjun ikut berpolitik.
"Banyak ditawari kerjasama, kalau untuk berkolaborasi saya terima tawarannya tapi dengan kapasitas saya berkesenian bukan harus terjun berpolitik menjadi caleg atau kader," ujarnya.
Politik bagi artis yang popular di tahun 1970 tersebut menyatakan tidak tertarik untuk terjun ke dunia politik. Meski tawaran silih berganti menyambanginya sejak 20 tahun silam, hingga kini Grace tetap pada pendiriannya.
Grace terlihat menghadiri perhelatan pelantikan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto dan Wakil Wali Kota Usmar Hariman yang dilangsungkan di Plaza Balai Kota, Senin (7/4).
Penyanyi popular yang baru berulangtahun ke 61 pada 5 April 2014 ini hadir atas undangan dari Paguyuban Bogor yakni komunitas yang ada di Kota Bogor.
Ia menjadi satu dari sejumlah artis yang menghadiri pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor seperti Primus Yustisio, Wanda Hamidah, Ferdi Hasan, dan Yulia Rahman.
Sebagai pemilik yayasan Cahaya Anugrah yang sudah dirintisnya sejak tahun 1990 di Bali dan Bogor, Grace tetap eksis menjalani yayasan dan membiayai sekolah anak-anak tidak mampu lewat dukungan dana para sponsor.
Baginya, banyak berdoa dan percaya dengan kekuatan doa menjadi jalan buatnya untuk tetap bisa mempertahankan yayasan menyekolahkan anak-anak yang tidak mampu dan putus sekolah di wilayah Bali, NTT, NTB dan Bogor.
Grace juga berpendapat dalam kemenangan pemilihan kepada daerah atau presiden, setiap presiden atau pemimpin yang terpilih adalah merupakan pilihan Tuhan.
"Pemimpin itu Tuhan yang memilih, karena suara rakyat walau seberapa jumlahnya karena suara rakyat mewakili suara Tuhan, disini Tuhan berkenan memilih dia sebagai pemimpin," ujarnya.
Grace Simon, adalah penyanyi popular di era tahun 1970-an, sering tampil di TVRI dalam acara "Aneka Safari" dan sering mengikuti kontes ASEAN pop song.
Selain bernyanyi, Grace juga sempat bermain film sebagai peran utama dalam film "Lagu Untukmu" bersama almarhum Broery Pesolima. Film yang kedua berjudul "Cincin Berdarah" yang diperankannya bersama Muni Cader.
Total ada 15 film yang dimainkannya dan yang terbanyak ia bermain film bersama Benyamin Sueb, seperti "Benyamin Koboi Ngungsi", Benyamin Tukang Ngibul, dan Benyamin Spion".
Grace telah menetap di Kota Bogor selama satu tahun. Dipilihnya Bogor sebagai tempat hunian di hari tuanya karena jaraknya yang dekat dengan Jakarta.
"Setelah kurangi kegiatan saja, lelah tinggal di Jakarta dengan macetnya. Anak-anak sudah pada menikah. Sebelum di Bogor saya lama tinggal di Bali, saya dirikan Yayasan. Saya pilih di Bogor karena mirip dengan di Bali," ujarnya.
Selain sibuk mengurusi Yayasan, Grace juga masih tampil mengisi undangan menyanyi tidak hanya di tanah air, tapi di luar negeri seperti Belanda dan Singapure. Penggemar lagu-lagunya cukup banyak di negara tersebut.
Grace Simon enggan terjun ke dunia politik
Selasa, 8 April 2014 11:47 WIB

Grace Simon (Foto kapanlagi.com)