Jakarta (ANTARA) - Akhir tahun umumnya dijadikan sebagai refleksi akan tujuan dan cita-cita yang dicanangkan di awal tahun. Demikian pula dengan Ricky B. Salim, apa yang sudah dicapai di tahun ini?
Pertanyaan ini yang mendorong Ricky mengejar passion nya dalam dunia warna di canva. Ada 32 lukisan berhasil diselesaikan dalam waktu yang singkat yakni satu bulan.
Menyelesaikan karya seni dalam waktu yang singkat, tentulah tidak mudah. Karena, seniman membutuhkan inspirasi , ketenangan, dan terlebih waktu yang tepat. Sementara di akhir tahun ini, Ricky juga harus bepergian ke Tuscany, Italia, sementara Hany, istrinya sedang merintis coffee café.
Sesuatu yang tidak mungkin di mata manusia, sangatlah mungkin di mata Tuhan.
Tidak banyak yang tahu dan kenal siapa pasangan Ricky dan Hany. Mereka yang dekat di lingkungan kegiatannya di masyarakat bergereja dan non gereja di Bali, tentu paham siapa Ricky.
Seorang seniman, yang memiliki visi tinggi akan kedamaian dan penuh cinta kasih. Kekuatan visi tersebut membawa Ricky terus berkarya. Sentuhan tangan dalam balutan warna-warni menciptakan karya yang luar biasa menyentuh semua orang yang melihatnya.
Siapakah Ricky B.Salim
Keterbatasan beliau dalam melihat tentu jelas, tapi disatu sisi tidak banyak yang tahu bahwa Ricky memiliki keterbatasan BUTA WARNA.
Bagaimana mungkin seorang yang buta warna, dapat melukis begitu indahnya? Itulah keajaiban yang TUHAN berikan kepadanya.
Hati nya melihat warna untuk melengkapi lukisannya menjadi utuh sempurna. Keterbatasan yang selama ini dihadapi, disempurnakan oleh seorang istri yang setia dan sabar mendampinginya.
Ricky tidak akan segan bertanya, apakah ini sudah benar dan baik? Atau, menyampaikan warna yang ia perlukan kepada istrinya. Sesaat diawal memang ini berjalan baik dan sempurna.
Namun, tidak selamanya keberadaan Hany, sang istri bersamanya. Contoh saat di Tuscany, Ricky melukis sendiri. Bingung? Saya pun bingung secara logika manusia, tapi logika Tuhan tidak. Hati Ricky disentuh Tuhan untuk dapat merasakan warna yang diperlukan saat melukis. Ku Buta Tapi Ku Melihat.
Ricky adalah seorang ayah bagi Nciloe Abigail, Nicholas Matthew dan Nathania Caella, dan seorang suami untuk Hany.
Pada tahun 2017 adalah titik balik Ricky memulai karirnya sepagai pelukis. Untuk seorang yang sudah memasuki usia matang, memulai sesuatu yang baru dengan keterbatasan bukan hal yang mudah.
Namun dorongan untuk melukis terus mengusik pikirannya. Hatinya bergejolak keras, keinginan yang tidak dapat dibendung. Karya pertamanya adalah Last Supper (Perjamuan Akhir).
Lukisan yang ia persembahkan untuk sebuah gereja di Bali. Sejak itulah tangannya menari-nari di atas canvas. Ratusan karya berhasil ia persembahkan.
Ricky memiliki keterbatasan melihat warna, yang dikenal dengan Partial Color Blind. Melaui media online, Ricky banyak belajar bagaimana seorang mengalami Partial Color Blind dapat melukis.
Semangat yang menggebu tidak menghentikan dia untuk terus berkarya, terlebih karunia dan kemampuan yang Tuhan berikan terasa dan berdampak bagi banyak orang.
Pada penghujung tahun 2025 ini, Ricky menggelar 32 lukisannya sekaligus meluncurkan peresmian CAROT CARD edisi ke 2 nya, Minggu 21 Desember 2025 di LIMA Art Gallery di area Garuda Wisnu Kencana, Bali.
Pameran ini terbuka untuk umum. Lukisan yang dicetak dalam bentuk kartu adalah hasil karya Ricky saat di Tuscany yang merupakan ”Spread The Gospel of Through Art” merupakan prophetic art yang menjadi inspriasinya.
Tuhan bekerja untuk setiap kita, dalam keterbatasan kita, Tuhan memberikan kekuatan yang menjadi kompetensi kita berkarya.
“Dalam kelemahanku kuasa Tuhan sempurna. Apa yang dihasilkan bukanlah karena diri ku semata, tapi karena kasih karunia dan kemampuan yang diberikan Tuhan”, ucap Ricky B. Salim.
Selamat menyambut tahun 2026 dengan penuh suka cita dan harapan. Harapan untuk keluarga kita, harapan untuk sahabat kita, dan harapan untuk Indonesia.
