Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian/Kepala Badan Pangan Nasional Andi Amran Sulaiman menyetujui permohonan tambahan beras sebanyak 10 ribu ton yang diajukan oleh Gubernur Aceh Muzakir Manaf (Mualem) untuk kebutuhan masyarakat yang terdampak banjir dan longsor di wilayah itu.
“Alhamdulillah, atas nama Pemerintah Pusat kami menyetujui permohonan 10 ribu ton beras dari Pak Gubernur Mualem untuk Aceh," kata Amran di Jakarta, Selasa.
Dia mengatakan persetujuan itu diberikan sebagai bagian dari respons cepat pemerintah pusat terhadap situasi darurat di wilayah Pulau Sumatera.
"Ini merupakan alokasi khusus untuk mendukung pemulihan pascabencana, di mana stok beras nasional kita saat ini sangat cukup, bahkan kami siapkan tiga kali lipat lebih tinggi dari permintaan Mualem,” ujar Amran.
Baca juga: Mentan sebut 207 truk logistik dikirim bantu korban bencana di Aceh dan Sumatera
Amran menegaskan, stok beras nasional yang dikuasai Perum Bulog per 8 Desember 2025 tercatat sebesar 3,68 juta ton. Jumlah itu merupakan rekor tertinggi dalam satu dekade terakhir dan jauh di atas rata-rata stok akhir tahun yang biasanya hanya berkisar 1,2–1,5 juta ton.
“Dengan stok 3,68 juta ton, kita punya cadangan tiga kali lipat dari kebutuhan bulanan nasional. Jadi permohonan 10 ribu ton ini sangat kecil dibandingkan stok kita. Aceh akan kami pastikan tercukupi, dan seluruh Indonesia tetap aman hingga panen raya Maret-April 2026," tegasnya.
Permohonan itu muncul di tengah upaya Pemprov Aceh menangani dampak bencana yang telah menyebabkan korban jiwa dan merusak infrastruktur pertanian.
Sebelumnya, pada Rapat Terbatas dengan Presiden Prabowo Subianto di Posko TNI AU Sultan Iskandar Muda pada 7 Desember 2025, Gubernur Mualem telah memaparkan kebutuhan mendesak stabilisasi harga sembako, termasuk beras, air bersih, dan elpiji.
Baca juga: Mentan siapkan stok beras tiga kali lipat di tiga provinsi terdampak bencana
Kunjungan Presiden ke Aceh dua kali berturut-turut (7-8 Desember 2025) menjadi momentum koordinasi pusat-daerah yang mempercepat alokasi bantuan.
Amran menambahkan Indonesia kini sudah swasembada beras dengan produksi yang melimpah. Total produksi beras nasional saat ini berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) diprediksi mencapai 34,79 juta ton di akhir tahun 2025.
Pemerintah memastikan stok beras nasional tetap aman hingga lepas panen raya 2026 dengan proyeksi stok akhir cadangan beras pemerintah pada Desember 2025 di atas 3,5 juta ton.
“Dulu kita harus impor jutaan ton, sekarang justru bisa membantu saudara-saudara kita di Aceh yang terkena musibah tanpa khawatir kekurangan. Ini berkah besar bagi bangsa, terima kasih kepada Bapak Presiden Prabowo Subianto atas dukungannya bagi petani Indonesia,” ujarnya.
Amran mengatakan penyaluran 10 ribu ton beras tersebut akan segera dilakukan oleh Perum Bulog Divre Aceh dalam minggu ini melalui mekanisme bantuan pangan serta program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) agar tepat sasaran dan harga beras di Aceh tetap terjangkau.
Baca juga: Mentan pastikan pangan korban banjir Sumbar disalurkan
"Bantuan ini melengkapi alokasi awal 10.614 ton beras untuk Aceh sebagai bagian dari program darurat nasional untuk tiga provinsi Sumatera (Aceh, Sumut, Sumbar) senilai total 34 ribu ton beras," katanya.
Sementara itu, Gubernur Aceh Muzakir Manaf (Mualem) menyampaikan ucapan terima kasih atas respons cepat Pemerintah Pusat, khususnya Presiden Prabowo dan Mentan Amran.
“Atas perhatian yang diberikan Presiden, kami mengucapkan terima kasih. Kehadiran beliau memberi semangat bagi masyarakat dan pemerintah daerah untuk mempercepat penanganan di lapangan," kata Mualem saat mengantar kepulangan Presiden dari Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Senin pagi (8/12).
Mualem juga menambahkan langkah itu diharapkan mampu meringankan beban masyarakat dan mempercepat pemulihan pascabencana.
