Jakarta (Antaranews Megapolitan) - Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa pagi, menguat sebesar 75 poin menjadi Rp14.506 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.581 per dolar AS.
Analis Samuel Sekuritas, Ahmad Mikail di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa mata uang dolar AS cenderung bergerak melemah terhadap hampir semua mata uang dunia, termasuk rupiah seiring ekspektasi pasar terhadap sikap the Fed yang cenderung untuk menunda kenaikan suku bunga (dovish).
"Jelang rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada pekan ini, ekspektasi pasar semakin kuat bahwa The Fed akan memberikan arah kebijakan moneter yang kurang agresif atau dovish pada 2019 menyusul melambatnya pertumbuhan ekonomi AS," katanya.
Berita sebelumnya: Ini posisi kurs rupiah Senin pagi
Menurut dia, sentimen sikap the Fed itu dampaknya lebih besar terhadap pasar valas di dalam negeri. Sentimen negatif dari dalam negeri yakni mengenai naiknya defisit neraca perdagangan Indonesia November 2018.
"Rupiah kemungkinan akan bergerak di kisaran Rp14.500-Rp14.550 per dolar AS dengan peluang menguat," katanya.
Analis Valbury Asia Futures, Lukman Leong mengatakan sebagian pelaku pasar uang masih merespon positif fundamental ekonomi nasional sehingga rupiah mengalami apresiasi terhadap dolar AS.
"Pasar masih merespon data ekonomi seperti terjaganya inflasi, cadangan devisa meningkat, serta sejumlah paket kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah," ujarnya. (KR-ZMF/ABT-BPJ).
Editor Berita: F. Yunianto.
Dan nilai tukar rupiahpun sudah kembali menguat
Selasa, 18 Desember 2018 13:46 WIB
Sebagian pelaku pasar uang masih merespon positif fundamental ekonomi nasional sehingga rupiah mengalami apresiasi terhadap dolar AS.