Depok (ANTARA) - Universitas Indonesia (UI) melalui Center for Sustainability and Waste Management (CSWM UI) menyelenggarakan UI Waste Management Summit 2025 sebagai wujud komitmen terhadap pengelolaan sampah berkelanjutan di lingkungan kampus.
Forum ini mempertegas peran UI sebagai salah satu kampus yang berkomitmen menjadi pionir dalam penerapan sistem pengelolaan limbah berbasis ekonomi sirkular di Indonesia.
Kegiatan ini menjadi puncak dari program UI Waste Management Model 2025 yang bertujuan memperkuat sistem pengelolaan limbah terintegrasi di UI serta mendukung implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) dan kebijakan menuju Zero Waste Campus.
Mengusung tema “From Campus to Community: Pioneering Indonesia’s Circular Future,” acara ini menjadi wadah bagi berbagai pemangku kepentingan untuk berbagi pengalaman, memperluas jejaring, dan memperkuat komitmen bersama dalam mendorong ekonomi sirkular di tingkat kampus maupun masyarakat.
Acara dibuka dengan keynote dari Prof. Agus Setiawan Wakil Rektor Bidang Fasilitas dan Infrastruktur UI, yang menegaskan bahwa keberlanjutan merupakan prioritas utama universitas, terutama dalam pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.
“Permasalahan sampah adalah tanggung jawab kolektif. Melalui kolaborasi lintas peran antara mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, dan masyarakat, Universitas Indonesia berkomitmen menjadi teladan kampus berkelanjutan,” ujar Prof. Agus.
Komitmen tersebut turut diperkuat oleh Agus Rusly, Direktur Pengurangan Sampah dan Pengembangan Ekonomi Sirkular Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), yang menyoroti arah kebijakan nasional serta langkah strategis untuk memperkuat tata kelola keberlanjutan di perguruan tinggi.
Sebagai bagian dari agenda utama summit, sesi panel menghadirkan tiga narasumber yang mewakili perspektif akademisi, industri, dan pemerintah daerah.
Dari kalangan akademisi, Prof. Mochamad Chalid, selaku Principal CSWM UI, membahas peran universitas dalam mendorong riset dan inovasi untuk mendukung kebijakan pengelolaan sampah yang lebih terintegrasi.
Sementara dari sektor industri, Dr. Hardjanto Nusantoro dari PT Polymindo Permata, menyoroti pentingnya sinergi antara pelaku usaha dan akademisi dalam memperkuat rantai nilai pengelolaan limbah, khususnya pada penerapan prinsip ekonomi sirkular di sektor manufaktur.
Adapun dari pihak pemerintah daerah, Drs. Abdul Rahman dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Depok, menekankan perlunya kolaborasi lintas sektor untuk mempercepat implementasi kebijakan pengurangan sampah di tingkat lokal.
Diskusi antar panel tersebut menyoroti bagaimana perguruan tinggi dapat berperan sebagai penghubung strategis antara kebijakan, riset, dan praktik pengelolaan sampah di masyarakat.
Sebagai tindak lanjut nyata dari semangat kolaborasi tersebut, UI bersama mitra strategis memperkuat komitmen menuju kampus berkelanjutan melalui inisiatif bersama dengan sektor industri.
Dalam sesi ini, Lucia Karina, Vice President Public Affairs, Communications, and Sustainability Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP Indonesia), menyampaikan special remarks yang menekankan pentingnya peran mahasiswa dalam menciptakan sistem pengelolaan sampah kampus yang efektif dan berkelanjutan.
“Perguruan tinggi berfungsi sebagai living lab bagi keberlanjutan. Melalui ruang ini, universitas menyiapkan inovasi sekaligus melahirkan generasi masa depan yang sadar akan perubahan dan mampu menjadi penggerak solusi praktis berbasis ilmu pengetahuan,” ujar Lucia Karina.
Sebagai bentuk nyata kolaborasi, acara ini juga menandai peresmian 30 Dropbox dan 1 Reverse Vending Machine (RVM) di area kampus Universitas Indonesia. Inisiatif ini merupakan hasil kerja sama antara CSWM UI dan CCEP Indonesia sebagai bagian dari upaya peningkatan fasilitas dan kesadaran pengelolaan sampah yang bertanggung jawab di lingkungan kampus.
Pada kesempatan tersebut, Prof. Chalid menyerahkan penghargaan simbolis kepada CCEP Indonesia sebagai Partner Utama Waste Management Universitas Indonesia, yang menandai kemitraan berkelanjutan antara akademisi dan sektor industri dalam mendukung transisi menuju kampus hijau.
Bagian akhir acara menghadirkan sesi Youth Movement Talk bersama tiga figur muda inspiratif: Vania Herlambang (Putri Indonesia 2018, sustainability storyteller), Ikbal Alexander (CEO Kertabumi Recycling Center), dan Pramudya A. Oktavinanda (Ketua Iluni UI). Ketiganya berbagi pengalaman tentang bagaimana kesadaran lingkungan di generasi muda dapat berkembang menjadi gerakan nyata melalui kepemimpinan sosial, wirausaha hijau, dan kolaborasi lintas generasi.
Dalam sesi diskusi, Ikbal menekankan pentingnya mengenali kapasitas diri dalam memulai gerakan sosial.
“Dalam menginisiasi sebuah gerakan sosial, kalian harus know your power. Dengan begitu, kalian tahu bahwa tidak semua hal bisa dilakukan sendiri. Saat kalian memahami kapasitas diri, setiap langkah dapat dilakukan dengan totalitas dan memberi dampak besar,” ungkap Ikbal.
Sementara itu, Vania menutup dengan ajakan untuk bergerak bersama.
“Sudah bukan saatnya hanya berfokus pada kesadaran. Yang kita butuhkan sekarang adalah collective action, agar keresahan yang kita rasakan dapat berubah menjadi gerakan bersama yang membawa dampak nyata,” tegasnya.
Melalui kegiatan ini, CSWM UI berharap UI Waste Management Model dapat menjadi contoh praktik terbaik yang dapat direplikasi di berbagai institusi pendidikan, serta memperkuat peran Universitas Indonesia sebagai pelopor gerakan ekonomi sirkular nasional.
UI Waste Management Summit 2025 menguatkan komitmen menuju kampus berkelanjutan
Kamis, 6 November 2025 15:48 WIB
UI Waste Management Summit 2025 menguatkan komitmen menuju kampus berkelanjutan. ANTARA/ Foto: UI Waste
