Kabupaten Bogor (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menargetkan pembangunan hutan kota di setiap kecamatan mulai tahun 2026 sebagai langkah memperluas ruang terbuka hijau dan memperkuat ketangguhan daerah terhadap perubahan iklim.
Bupati Bogor Rudy Susmanto menyampaikan hal tersebut usai meninjau Hutan Organik milik keluarga Hj Rosita di Desa Cipayung Girang, Kecamatan Megamendung, Rabu.
Rudy bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) juga melakukan penanaman pohon sebagai simbol dimulainya gerakan penghijauan yang akan diperluas ke seluruh wilayah Kabupaten Bogor.
Baca juga: Pemkab Bogor- penggiat lingkungan kolaborasi bangun hutan kota berkelanjutan
Bupati Bogor mengatakan, gagasan pembangunan hutan kota di setiap kecamatan terinspirasi dari semangat keluarga Hj Rosita yang selama dua dekade terakhir secara mandiri membangun dan merawat hutan organik di atas lahan seluas 30 hektare.
“Kami sangat bangga dan terinspirasi. Satu keluarga saja bisa mengubah lahan tandus menjadi hutan hijau produktif. Ini bukti bahwa menjaga alam tidak selalu butuh modal besar, tetapi ketulusan, komitmen, dan kerja keras,” ujar Rudy.
Ia menyebut, hutan organik tersebut kini tumbuh subur dan memberi manfaat ekologis yang luas, baik bagi masyarakat Kabupaten Bogor maupun lingkungan global melalui fungsi konservasi dan pasokan oksigen.
Baca juga: Pemkab Bogor kerahkan Damkar siram pohon "hutan kota" di Stadion Pakansari
“Pemkab Bogor menargetkan setiap kecamatan memiliki hutan kota, luasnya disesuaikan ketersediaan lahan di masing-masing wilayah. Kebijakan ini bukan sekadar proyek fisik, tetapi bagian dari upaya memperkuat ketangguhan daerah terhadap bencana dan perubahan iklim,” ungkap Rudy.
Ia menambahkan, gerakan penghijauan juga akan difokuskan di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) seperti Ciliwung, Cikeas, Cisadane, dan Cileungsi. Langkah ini diharapkan menjadi contoh kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam melestarikan lingkungan.
“Kami ingin setiap kecamatan memiliki ruang hijau yang bisa dinikmati warga, menjadi tempat belajar tentang alam, sekaligus menjadi paru-paru kota,” ujarnya.
Baca juga: Pemkab Bogor ubah eks lahan pasar malam malam di Pakansari jadi hutan kota
Menurut Rudy, keberhasilan keluarga Hj Rosita menjadi cermin bahwa sinergi antara kesadaran masyarakat dan dukungan pemerintah mampu menciptakan perubahan nyata dalam menjaga keseimbangan alam.
“Hari ini kita belajar dari satu keluarga yang menumbuhkan kehidupan di lahan tandus. Semoga semangat ini menular kepada kita semua, untuk menghijaukan Bogor, menjaga keseimbangan alam, dan memperkuat ketangguhan daerah terhadap bencana,” ujarnya.
Melalui program hutan kota tersebut, Pemerintah Kabupaten Bogor berkomitmen melibatkan seluruh elemen masyarakat agar gerakan penghijauan menjadi bagian dari gaya hidup warga.
Rudy berharap generasi mendatang dapat mewarisi lingkungan yang lebih hijau dan sehat, sejalan dengan visi Kabupaten Bogor sebagai daerah yang tangguh, lestari, dan berkelanjutan.
