Depok (ANTARA) - Direktur Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Sosial Universitas Indonesia (UI) Dr LG Saraswati Putri mengatakan UI akan melawan stigma tentang anak berkebutuhan khusus dengan menghadirkan pendidikan dan pengabdian yang inklusif bagi anak-anak tersebut.
“UI percaya bahwa keberagaman adalah kekuatan. Melalui pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat, UI berupaya menciptakan ruang yang ramah dan setara bagi anak-anak berkebutuhan khusus agar mereka dapat berkembang sesuai potensinya,” kata Saraswati di kampus UI Depok, Kamis.
Ia mengakui stigma negatif terhadap anak berkebutuhan khusus masih bermunculan di masyarakat.
Untuk itu, UI melakukan kegiatan pemeriksaan gigi dan mulut gratis bagi ratusan penyandang disabilitas yang memecahkan Rekor MURI.
Selain pemeriksaan tersebut, para peserta juga mendapatkan panggung untuk menari, bernyanyi, dan menunjukkan potensi terbaik mereka.
Para peserta difabel menampilkan berbagai tarian, bernyanyi bersama, hingga melakukan flashmob di Taman Lingkar UI.
Di antara mereka, ada anak berkebutuhan khusus Syelin tampak ikut tersenyum, menari bersama teman-temannya, menyebarkan semangat yang menular ke seluruh penonton.
“Momentum seperti ini luar biasa. Kami berterima kasih karena UI bisa menerima anak-anak tanpa melihat kekurangannya. Dengan adanya festival ini, publik bisa melihat talenta anak-anak kami," kata Ajeng, orang tua Syelin.
"Saya berharap UI memiliki lebih banyak wadah untuk anak-anak difabel dan mengakui bahwa mereka punya talenta,” kata dia.
Dengan semangat “Aktif, Responsif, dan Kolaboratif untuk Indonesia”, Festival Pengabdian Masyarakat UI 2025 hadir bukan hanya untuk memberi ruang bagi para disabilitas, melainkan juga untuk mendengar dan mengakui bakat mereka.
Kegiatan ini menjadi wadah bagi sivitas akademika UI untuk berkolaborasi dengan masyarakat, menghadirkan ilmu pengetahuan, sekaligus untuk berempati terhadap sesama.
