Kota Bima, NTB (ANTARA) - Pemerintah Kota Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat memastikan program gizi untuk ibu hamil, ibu menyusul dan balita (3B) menjadi strategi utama dalam menurunkan angka stunting di daerah setempat.
Wakil Wali Kota Bima Feri Sofiyan mengatakan setiap kelurahan diminta segera mengaktifkan dapur gizi tanpa penundaan, demi memastikan generasi Kota Bima tumbuh sehat dan bebas dari stunting.
"Setiap kelurahan telah memiliki rumah aspirasi sebagai ruang diskusi warga dalam mencari solusi menekan angka stunting," ujarnya saat menerima kunjungan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTB Lalu Makripuddin beserta jajaran di Kota Bima, Rabu.
Baca juga: BKMT perkuat pendidikan agama dan cegah stunting
Baca juga: Santriwati buat es krim daun kelor cegah stunting
Ia juga menekankan penanganan stunting merupakan prioritas dan tanggung jawab moral Pemerintah Kota Bima.
"Keberpihakan anggaran harus kita dorong bersama, termasuk berkolaborasi dengan pemerintah provinsi agar APBD Kota Bima mendapat porsi memadai,” ujarnya.
Ia mengatakan akan melakukan evaluasi langsung di lapangan melalui masyarakat binaan gizi (MBG).
"Percuma kegiatan dilakukan bila tidak tertib. Karena itu, pemantauan dan laporan ke MBG harus konsisten,” katanya.
Baca juga: Baznas bantu perbaiki gizi balita di Kulonprogo
Feri mengatakan pentingnya kolaborasi lintas sektor, terutama dalam pemenuhan gizi bagi 3B melalui dapur pelayanan gizi di setiap kelurahan.
"Kita harus memastikan pelayanan gizi berjalan tanpa penundaan. Minimal mencakup 10 persen atau sekitar 300 ibu menyusui dan balita," katanya.
Dalam pertemuan tersebut, BKKBN NTB melaporkan bahwa realisasi penanganan stunting di Kota Bima sekitar 30 persen sehingga perlu percepatan.
Pemkot Bima NTB pastikan program gizi 3B jadi strategi turunkan angka stunting
Rabu, 17 September 2025 16:10 WIB
Wakil Wali Kota Bima Feri Sofiyan bersama Kepala Perwakilan BKKBN NTB Lalu Makripuddin saat membahas percepatan penanganan stunting di Kota Bima. ANTARA/HO-Prokopim Kota Bima.
