Jakarta (ANTARA) - Sejak pertama kali digelar pada tahun 2005, program Toyota Eco Youth (TEY) tahun ini sudah berjalan selama dua dekade.
Lewat program ini, Toyota Indonesia menunjukkan komitmennya untuk terus berkontribusi nyata dalam menjaga lingkungan, sekaligus meningkatkan kesadaran dan peran masyarakat, terutama lewat generasi muda.
TEY sendiri adalah bagian dari kegiatan tanggung jawab sosial dan lingkungan (CSR) hasil kolaborasi Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dengan Toyota Astra Motor (TAM). Bentuknya berupa kompetisi proyek lingkungan yang mengajak pelajar SMA, MA, dan SMK dari seluruh Indonesia untuk berinovasi dan membuat solusi nyata terhadap masalah lingkungan di sekitar.
Selama 20 tahun perjalanan TEY, program ini sudah digelar sebanyak 13 kali dan diikuti lebih dari 2.000 sekolah dari berbagai penjuru Indonesia.
Tujuan utamanya jelas, yakni menumbuhkan kesadaran dan kepedulian generasi muda terhadap isu-isu lingkungan, sekaligus mendorong mereka untuk berpikir kreatif dan bertindak langsung melalui proyek yang mereka kembangkan sendiri.
TEY bukan sekadar kompetisi, tapi juga pengalaman berharga yang didapat para peserta dan guru pembimbing. Dari proses menyusun ide, riset lapangan, pelibatan masyarakat sekitar sampai mempresentasikan hasilnya di depan juri, semuanya memberi dampak positif, baik bagi lingkungan maupun bagi pengembangan diri.
Selama dua dekade ini, TEY tidak hanya menjadi ajang lomba, tapi juga menjadi wadah pembelajaran, kolaborasi, dan gerakan nyata untuk masa depan yang jauh lebih baik.
Ada kisah menarik dari perjalanan TEY yang tak hanya memberikan dampak langsung terhadap lingkungan, yaitu kisah seorang guru atau mentor yang mengalami perubahan karier secara drastis, usai membimbing siswanya dalam program TEY.
Jadi kepala sekolah
Di sebuah ruangan sederhana di SMK PGRI Telagasari, Karawang, terukir kisah yang membuktikan bahwa dedikasi dan kesempatan bisa mengubah hidup seseorang.
Kisah itu milik Yanyan Sopyanudin, seorang pendidik yang awalnya hanya menjalankan tugas mengajar, seperti guru pada umumnya, tanpa pernah membayangkan dirinya akan mengalami perubahan besar dalam karier dan pandangan hidup.
Yanyan memulai kariernya sebagai guru permesinan dengan prinsip sederhana, mengajar dengan hati. Ia mengabdikan diri sepenuh waktu untuk mendidik siswa-siswinya, memastikan mereka tidak hanya memahami pelajaran, tetapi juga memiliki sikap dan karakter yang baik.
Ia tak pernah membayangkan bahwa suatu program akan membuka babak baru yang begitu berpengaruh dalam hidupnya.
Perubahan itu dimulai ketika ia mendapat kesempatan mengikuti Toyota Eco Youth (TEY). Bagi Yanyan, TEY bukan sekadar ajang kompetisi, melainkan jendela untuk melihat dunia pendidikan dari sudut pandang yang lebih luas.
Kesempatan emas itu datang pada penyelenggaraan TEY ke-10 di tahun 2017–2018. Yanyan dipercaya menjadi mentor bagi dua siswanya, Alan Maulana dan Taufik Nurzaman, yang mengangkat isu lingkungan dekat dengan kehidupan sehari-hari, pemenuhan kebutuhan listrik warga sekitar, yang pada tahap awal ditujukan untuk memenuhi kebutuhan UMKM jahit.
