Badung, Bali (ANTARA) -
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI menyasar pasar turis Australia menjadi salah satu target untuk kunjungan wisata ke Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Australia pasar (wisatawan) yang sudah mulai banyak,” kata Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Dwi Marhen Yono di Badung, Bali, Jumat.
Untuk itu, ia berharap ada maskapai penerbangan mempertimbangkan untuk membuka rute penerbangan langsung Australia-Labuan Bajo.
Ia pun berharap salah satu destinasi super prioritas tanah air itu ke depan menjadi hub untuk kota lain di sekitar Kupang, NTT di antaranya Ende, Maumere, dan Ruteng.
Dengan begitu, lama tinggal wisatawan asing di kota dengan julukan “Seribu Sunset” itu dapat lebih panjang.
“Poinnya infrastruktur sudah lengkap dan pada 2024 sudah ada 411 ribu wisatawan datang ke Labuan Bajo,” ucapnya.
Baca juga: Kunjungan wisatawan di Manggarai Barat periode Januari-Juni 2025 capai 29.795 orang
Baca juga: Timpora Manggarai Barat-NTT awasi WNA yang berwisata di Labuan Bajo
Untuk atraksi wisata, kata dia, selain Komodo, objek wisata itu saat ini memiliki destinasi wisata unggulan lain yaitu Natas Parapuar, destinasi wisata baru di Labuan Bajo yang dikembangkan oleh Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF).
Di objek wisata itu, wisatawan dapat menikmati panorama alam dari ketinggian sekitar 300 meter di atas permukaan laut, melihat aktivitas pesawat udara Bandara Komodo hingga pemandangan matahari terbit dan matahari terbenam.
“Ada aktivitas yang dibutuhkan wisatawan seperti seni budaya di Labuan Bajo setiap Sabtu sore, seperti di Uluwatu di Bali,” ucap Pelaksana Tugas Direktur Utama BPOLBF itu.
Baca juga: Pemkab Raja Ampat studi tiru bagaimana pengelolaan pariwisata berkelanjutan di Labuan Bajo
Selain itu, kata dia, ada juga aktivitas wisata menyelam dengan 42 titik menyelam di sekitar perairan Balai Taman Nasional Komodo.
Selama ini, lanjut dia, konektivitas udara berasal dari Bali dengan dilayani 17 kali penerbangan per minggu oleh beberapa maskapai penerbangan.
Selain Bali, ada juga penerbangan dari Jakarta dan rute internasional salah satunya Kuala Lumpur, Malaysia.
Meski begitu, ia mengharapkan wisatawan berkualitas dibandingkan pariwisata yang berbasis jumlah atau massal.
“Di sana (Labuan Bajo) itu eksklusif, alam dan budaya luar biasa. Kami tidak mau mass tourism (wisata massal) tapi quality tourism (wisata berkualitas),” ucapnya.
